7 Kisah Inspiratif Guru, Lewati Medan di Pedalaman Papua hingga seorang Guru Tidur di Toilet Sekolah
Peringatan Hari Guru di Indonesia setiap 25 November ditetapkan melalui Keputusan Presiden No 78 Tahun 1994.
Diana mengajar di SD Inpres Kaibusene, Distrik Haju, Kabupaten Mappi, Papua.
Harga minyak tanah di wilayahnya Rp 50.000 per 5 liter dan bensin Rp 150.000 per 5 liter.
Sementara air mineral dibeli dengan harga Rp 100.000 per karton.
Kondisi medan yang berawa membuat mereka kesulitan mendapatkan air bersih.
Para guru di wilayah tersebut juga memilih mengambil gaji dua bulan sekali karena untuk menyewa perahu ke kota harganya sangat mahal.
"Biasa kita beli air mineral gelas perkartonnya Rp 100 ribu, biasa kita beli 10 dus untuk bertiga selama satu bulan. Kalau pas jalan kaki itu kita bawa satu-satu karton, lalu kita sewa anak murid dua orang untuk bantu kita," kata Diana.
2. Di Flores, gaji guru honorer Rp 75.000
Sejak 2013 Maria Marseli (27) menjadi guru honorer di salah satu SD di Desa Persiapan Mahe Kalen, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.
Pertama kali mengajar ia mendapatkan gaji Rp 50.000 per bulan.
Kala itu SD tersebut masih berstatus kelas jauh dari SDN Pigang Bekor.
Baru pada tahun 2014, status sekolah itu menjadi definitif SDN Kepipetik.
Setelah tujuh tahun berjalan, Maria masih setia melakoni profesinya sebagai seorang guru.
• 20 Kata Mutiara Ucapan Selamat Hari Guru Nasional, Mengharukan, Cocok Dikirimkan untuk Guru Tercinta
Saat ini ia menerima gaji Rp 75.000 per bulan dan gaji tersebut baru ia terima 3 atau 6 bulan sekali.
"Saya mengabdi dengan tulus di sini. Satu hal yang paling penting adalah masa depan anak-anak. Kalau tidak ada yang mengajar di sini, masa depan anak-anak pasti suram. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa ini," kata Maria.
3. Guru honorer di Samarinda jalan kaki dan nyambi bertani
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/anak-pengungsi-nduga.jpg)