ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

PBNU Minta Presiden Dipilih oleh MPR, Yunarto Wijaya: Semoga Enggak Lupa Tentang Sejarah Gus Dur

Yunarto Wijaya menanggapi usulan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj mengenai pemilihan presiden kembali dilakukan oleh MPR.

instagram/kyai_marufamin
Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin 

Menurutnya keputusan ini diambil demi persatuan bangsa.

Dirinya memastikan usulan NU tidak terkait dengan kepentingan politik.

"Itu suara-suara para kiai pesatren yang semua demi bangsa demi persatuan. Gak ada kepentingan politik praktis nggak," pungkas Said Aqil.

Menanggapi usulan tersebut, Yuanarto Wijaya mengingatkan soal masa kepemimpinan Gus Dur.

Di mana menurut Yunarto Wijaya, saat itu Gus Dur harus lengser karena sistem pemilihan presiden oleh MPR.

"Semoga para senior di PBNU gak lupa ttg sejarah kejatuhan Gus Dur yang disebabkan oleh sistem pemilu seperti apa...," tulis Yunarto Wijaya.

Ridwan Kamil Tak Setuju Pilkada Dipilih DPRD

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tak sepakat soal adanya wacana mengembalikan Pemilihan Kepala Daerah kepada lembaga legislatif.

Menurut dia, lebih baik pemerintah mencari cara agar proses pelaksanaan Pilkada tak memakan biaya besar.

"Saya adalah produk Pilkada langsung. Faktanya Pilkada mahal tapi kalau dikembalikan ke DPRD pendapat pribadi saya kurang tepat. Mendingan kita wacanakan bagaimana bikin murahnya," ujar Emil, sapaan akrabnya, saat ditemui di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Rabu (20/11/2019).

Salah satu caranya, kata Emil, pemberlakuan voting digital untuk memangkas biaya logistik selama proses Pilkada.

Hal tersebut telah dilakukan di India yang punya jumlah penduduk lebih banyak dibandingkan Indonesia.

"Kalau di India yang penduduknya lebih banyak dari kita mereka votingnya sudah pakai digital. Sementara di kita harus pakai saksi. Kalau delapan pasang satu TPS harus delapan saksi kalikan sekian rupiah, kalikan beribu TPS," ucap Emil.

Emil mengakui, biaya saksi merupakan komponen terbesar dalam anggaran kampanye calon kepala daerah.

Tak Ragukan Kemampuan Ahok Jadi Komut Pertamina, Dahlan Iskan: Jadi Dirut Pun Dia Mampu

Bahkan, ia mengaku biaya saksi menghabiskan setengah alokasi dana kampanye.

"Kalau boleh jujur biaya paling mahal itu saksi, karena harus menyediakan dan harus membayar. Jadi, menurut saya, wacana itu sebaiknya simpulkan dulu secara teknis, dan saya yang di lapangan saya tahu cost termahal ada di situ. Dulu saya gadaikan Harley yang tidak kembali lagi. Saya jual motor, banyaklah," kata Emil.

Diberitakan sebelumnya, polemik pilkada langsung kembali mencuat dalam beberapa waktu terakhir.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved