Dengar Data Corona yang Disampaikan Anies dan Pemerintah Berbeda, Najwa Shihab: Ada yang Ditutupi?
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan data pasien virus corona di Jakarta berbeda dari yang disampaikan pemerintah pusat.
Anies menyebut pihaknya sudah memberi laporan terbaru kepada pemerintah pusat.
"Iya, betul, yang meninggal per hari ini adalah 15. Dan itu tadi, sore datanya kita kirim ke Kementerian Kesehatan kita sampaikan," jawab Anies.
"12 itu hari Senin, dan pada hari Senin saya sendiri mengirimkan surat kepada Kepala BNPB dengan tembusan kepada Kementerian Kesehatan."
"Laporan tertulis tentang kasus yang dialami di Jakarta, di situ angkanya 12. Hari ini sudah menjadi 15, artinya 9,4 persen," jelasnya.
Tak hanya itu, jumlah pasien yang positif pun beda antara yang disampaikan Anies dengan pemerintah pusat.
Najwa pun bertanya-tanya perbedaan ini disebabkan kurang koordinasi atau memang ada pihak yang menutupi.
"Tadi versi pemerintah pusat yang positif 125, sementara Anda katakan yang positif lebih banyak dari itu, 160-an, jadi apakah perbedaan data ini hanya tidak koordinasi atau ada yang menutupi data?" ujar Najwa.
"Saya tahu Anda tidak akan mau menjawab itu tapi saya hanya ingin pemirsa tahu bahwa saat ini ada perbedaan data dari yang diumumkan pemerintah pusat, yang menyebutkan DKI yang meninggal hanya 12, sementara tadi Anda sebutkan yang meninggal 15," tuturnya.
Berikut video lengkapnya:
Anies khawatirkan cepatnya penularan corona
Anies mengaku lebih mengkhawatirkan soal cepatnya penularan virus corona, bukan seberapa mematikan virus tersebut.
Pasalnya, pihak kesehatan menyebut peluang kematian dari virus corona memang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kecelakaan dan penyakit kanker.
Anies kemudian menyinggung soal kesiapan Indonesia dalam menghadapi Covid-19 dengan penularan yang begitu cepat itu.
Dilansir Tribunnews.com, hal ini diungkapkan Anies dalam tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (17/3/2020).
Anies menjelaskan beberapa fase yang ia tempuh untuk menghindari penyebaran virus corona di Jakarta, di antaranya fase III di mana mulai melibatkan publik.
Ia mengingatkan bahwa seharusnya masyarakat bukan fokus pada betapa mematikan dampak corona, melainkan betapa cepat penyebarannya.