Ridwan Kamil Beberkan Fakta Corona di Jawa Barat: Sehat dan Tak Bergejala Ternyata 1 Positif
Ridwan Kamil menyayangkan aksi sejumlah warga yang justru mendatangi tempat wisata di tengah wabah Corona.
TRIBUNPAPUA.COM - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengungkap fakta terbaru soal wabah Corona.
Dilansir TribunWow.com, Ridwan Kamil menyayangkan aksi sejumlah warga yang justru mendatangi tempat wisata di tengah wabah Corona.
Terkait hal itu, Ridwan Kamil lantas menyoroti imbauan social distancing yang dicanangkan oleh pemerintah.
Menurut dia, banyak masyarakat yang justru tak memahami makna social distancing.

Melalui tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (17/3/2020), Ridwan Kamil mulanya menyinggung soal kewenangan setiap daerah untuk memeriksa setiap warga yang diduga terinfeksi Corona.
"Alhamdulillah sudah diizinkan sehingga per hari ini sudah 230 mereka yang tidak terlihat sakit atau bergejala untuk kami tes," kata Ridwan Kamil.
Namun, Ridwan Kamil menyebut ada satu di antara ratusan warganya yang dinyatakan positif Corona.
Padahal, satu warganya itu disebutnya sama sekali tak menunjukkan gejala positif Corona.
"Berita buruknya adalah dari 230 orang-orang yang terlihat sehat dan tidak bergejala, ternyata satu positif," jelas Ridwan Kamil.
"Ini menandakan bahwa virus ini sedang beredar di antara orang-orang yang sehat dan tidak bergejala."
Terkait hal itu, Ridwan Kamil menilai social distancing adalah cara terbaik untuk mengurangi penularan Corona.
"Sehingga strateginya tidak bisa lagi tentang urusan perawatan saja, tapi juga bagaimana pencegahan penularan," terang Ridwan Kamil.
"Oleh karena itu, kita studi social distancing atau menjaga jarak interaksi sosial ini adalah salah satu upaya yang baik."
"Social distancing ini kan lockdown skala moderat, kalau sudah paling ekstrem adalah lockdown skala kota, paling ekstrem lagi adalah lockdown skala negara," imbuhnya.
Meskipun begitu, ia menyebut banyak warga yang belum memahami makna social distancing.
Hal itu terbukti dari banyaknya keluarga yang justru menghabiskan waktu libur dengan berwisata di tengah wabah Corona.
"Problem-nya social distancing ini belum diketahui sepenuhnya oleh warga, sehingga waktu kita memutuskan 14 hari untuk tidak sekolah, masih banyak yang orangtuanya ngajak piknik ke pantai, jalan-jalan ke mal, dan masih melakukan kegiatan berkerumun," jelas Ridwan.
"Padahal kita sudah lakukan simulasi, kalau ada di kelas 36 orang, satu orang yang terlihat sehat dan dia bersin itu hanya cukup waktu 2 menit untuk menulari 36 siswa."