ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Virus Corona

Jurnalis Ini Bagikan Pengalamannya saat Jalani 'Rapid Test' Corona, Dua Garis Berarti Positif

Rapid test Virus Corona yang telah berhasil dilakukan di sejumlah wilayah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Instagram/ridwankamil
Ilustrasi - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membagikan foto pelaksanaan tes masal (rapid test) covid-19 atau virus corona di akun Instagram, Sabtu (28/3/2020) 

TRIBUNPAPUA.COM - Rapid test Virus Corona yang telah berhasil dilakukan di sejumlah wilayah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Seorang warga negara Indonesia yang baru pulang dari luar negeri membagikan pengalamannya menjalani rapid test.

Diketahui, lelaki yang berprofesi sebagai seorang jurnalis tersebut merekam prosesi pemeriksaan rapid test yang dialami.

Dilansir KompasTV, Minggu (29/3/2020), jurnalis kantor berita luar negeri yang enggan disebutkan namanya tersebut pernah memiliki riwayat bepergian dari luar negeri.

Saat berada di bandara ia diminta mengisi data kesehatan dan mengisolasi diri selama 14 hari.

Pria tersebut kemudian melakukan karantina mandiri di apartemennya, lalu tiga petugas kesehatan datang dan melakukan rapid test kepadanya.

"Begitu saya sampai di Jakarta saya langsung ke sini, belum ke keluarga," ujar pria tersebut pada petugas.

Pelaksanaan rapid test tersebut hanya membutuhkan waktu beberapa menit, dan dilakukan dengan mengambil sampel darah.

Alat yang akan digunakan dibungkus dengan plastik sehingga satu alat hanya dapat digunakan satu orang.

Alat rapid test yang telah diberi sampel darah kemudian akan menghasilkan tanda garis.

Dua tanda garis diartikan bahwa orang tersebut positif terinfeksi Virus Corona, namun bila yang muncul hanya satu garis, berarti orang tersebut tidak terpapar Covid-19.

Bila hasil yang keluar positif, maka orang tersebut harus melakukan swabs dan dites lebih lanjut dengan metode PCR.

Juru Bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan, Jakarta, dr. Erlina Burhan mengungkapkan mengenai keefektifan langkah pemerintah dalam menganggulangi Covid-19, dengan melaksanakan rapid test.

"Kita lihat dulu rapid test-nya ini cerologi atau yang antigen," ujar Erlina seperti dikutip TribunWow.com dari tvOneNews, Sabtu (21/3/2020)

Ia menyebutkan rapid test cerologi kurang efektif karena dapat menghasilkan false negative atau mengeluarkan hasil negatif padahal sebenarnya positif.

"Karena kalau rapid test yang dasarnya adalah cerologi, yang periksa darah, itu baru positif kalau ada antibodi, dan antibodi ini baru ada kalau sudah ada gejala," jelas Erlina.

"Nah, jadi kalau di awal-awal kita memakai rapid test yang cerologi atau antibodi ini, maka akan false negative," sambungnya.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved