Virus Corona
Petugas Medis di Italia Dihantui Kematian karena Virus Corona: Kami Saling Tanya Siapa Berikutnya
Para petugas medis di Italia kini merasakan trauma lantaran pada Minggu (5/4/2020) malam, 80 dokter dan 21 perawat jadi korban Covid-19.
Direktur kesehatan Antonino Marchese menunjukkan unit perawatan intensif dan mengatakan situasinya berat.
Tetapi ketika ia menggambarkan hari-hari tanpa henti dari 14 jam shift dan rasa takut tertular, jelas itu adalah deskripsi yang sederhana.
• Jenazah Pasien Corona Terpaksa Dimasukkan Peti Kardus, Dokter Kota di Ekuador: Seperti di Film Horor
Mr Marchese mengatakan pekerjaannya saat ini seperti militer dalam memerang wabah Corona.
"Ini adalah pekerjaan yang kami lakukan dengan sangat sukarela, kami berusaha memberikan yang terbaik."
"Tentu dengan sangat hati-hati dan berusaha untuk tidak mencemari Virus ke diri sendiri."
"Terlepas dari semua tindakan pencegahan, pada awalnya tidak semua dari kita merasa kita harus berperilaku dengan cara yang ketat, seperti militer," tuturnya.

Jelas di sini staf medis sekarang tidak mengambil risiko, semua orang memakai pakaian pelindung karena rasa takut tertular sangat bisa terasa.
Kekurangan alat pelindung diri (APD) pada tahap awal wabah, menjadi penyebab tertularnya petugas kesehatan.
Pandemi ini sering digambarkan oleh para dokter sebagai bencana "seperti tsunami".
Dan pada saat wabah, mereka sudah terlambat untuk mempersiapkan.
Ketika para ahli terus bekerja untuk memahami COVID-19, bukti muncul untuk menunjukkan bahwa petugas kesehatan garis depan lebih dalam bahaya.
• Hasil Rapid Test di Banten, Ada 201 Orang Terindikasi Positif Corona
Tetapi bagi Italia, mereka terlambat mempelajari hal ini.
"Situasi itu ditemukan ketika sudah menjadi masalah besar," kata peneliti Flavia Ricardo, dari Institut Kesehatan Masyarakat Italia.
"Satu hal yang kita ketahui tentang keluarga Virus ini adalah bahwa mereka cenderung menularkan dengan sangat baik di lingkungan layanan kesehatan."

"Penyakit yang biasanya ditularkan melalui tetesan besar itu kini menular melalui udara."