ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Virus Corona

Dalam 16 Jam Kremasi Hampir 200 Jenazah, Ini Curhatan Petugas Makam di New York saat Wabah Covid-19

Pemerintah New York mengumumkan rekor angka kematian akibat virus corona di negara bagian itu.

(AFP/PAOLO MIRANDA)
Ilustrasi - Sekelompok perawat mengenakan pakaian pelindung diri saat pergantian shift mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Kamis (12/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona. 

TRIBUNPAPUA.COM - Seorang petugas pemakaman, Philip Tassi mengingatkan bahwa pemakaman tempat ia bekerja sudah kewalahan.

Namun tak ada waktu baginya untuk beristirahat karena pemerintah New York mengumumkan rekor angka kematian akibat Virus Corona di negara bagian itu.

Tassi yang bekerja di Pemakaman Ferncliff di Westchester, beberapa mil dari Manhattan, mengatakan “permintaan penguburan dan kremasi yang kami terima meningkat 300%”.

Hampir 200 jenazah dikremasi selama 16 jam setiap hari, tujuh hari dalam seminggu.

Sekalipun sudah bekerja dengan kapasitas maksimum, jadwal sudah penuh sampai akhir minggu depan.

Sejarah berulang

Sejarah bagai berulang di New York, pusat ledakan pandemi Covid-19 di Amerika Serikat, bahkan jumlah penderita penyakit ini telah melampaui penderita di negara mana pun di dunia.

"Kebanyakan pemakaman tidak punya unit pendingin untuk pandemi.

Maka masalah utama kami adalah kami tak punya penyimpanan jenazah untuk waktu lama," kata Tassi yang juga ketua Asosiasi Pemakaman Negara Bagian New York.

Kota Pekanbaru Kini Zona Merah Virus Corona, Gubernur Riau: Waspada!

Rumah jenazah juga sudah kewalahan. Pihak berwenang mengirim puluhan mobil penyimpan jenazah dan trailer ke rumah sakit dan ke berbagai penjuru kota untuk mencegah bertumpuknya jenazah tanpa tempat penampungan – sebagaimana yang terjadi di negara yang terlanda epidemi Virus ini.

Tassi yang sudah bekerja di bidang ini selama 23 tahun mengatakan kepada BBC Mundo, “Saya belum pernah melihat ini sepanjang hidup saya. Begitu banyak orang mati dalam waktu sangat singkat.”

“Bahkan ketika serangan 11 September, tidak sebanyak ini,” katanya mengacu pada peristiwa besar di New York pada 2001.

Serangan yang disebut secara resmi sebagai “serangan teroris terbesar” dalam sejarah Amerika Serikat itu memakan koran 2.753 jiwa.

Angka itu sudah terlampaui pekan ini oleh Virus Corona yang sudah menewaskan lebih dari 7.000 orang di New York.

Virus yang mengubah New York

Pandemi ini telah mengubah New York. Tadinya ia adalah kota yang tak pernah tidur, kini menjadi kota yang sangat sepi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved