ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Virus Corona

Dalam 16 Jam Kremasi Hampir 200 Jenazah, Ini Curhatan Petugas Makam di New York saat Wabah Covid-19

Pemerintah New York mengumumkan rekor angka kematian akibat virus corona di negara bagian itu.

(AFP/PAOLO MIRANDA)
Ilustrasi - Sekelompok perawat mengenakan pakaian pelindung diri saat pergantian shift mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Kamis (12/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona. 

Sekali pun begitu, Gubernur Andrew Cuomo menyatakan terjadi penurunan jumlah pasien yang perlu dirawat di rumah sakit dan pasien yang membutuhkan perawatan intensif (ICU).

Tampak adanya harapan.

Cuomo mengatakan, langkah untuk mengurung diri di rumah dan penjarakan sosial tampaknya membuat New York sudah melewati puncak tertinggi dari kurva penyakit ini.

Namun, ini semua masih terlalu dini untuk benar-benar mengerti apa yang terjadi.

"Apa yang kita lakukan belum cukup untuk tahu berapa orang yang sesungguhnya sudah terinfeksi," kata Theodora Hatziioannou, profesor virologi di Rockefeller University, Manhattan.

"Maka memperkirakan bahwa puncak kurva adalah pekan ini atau pekan depan masih mustahil untuk dilakukan sekarang ini," kata Hatziioannou kepada BBC Mundo.

Ada juga peringatan bahwa jumlah kematian akibat Covid-19 di New York mungkin lebih besar daripada angka resmi.

Ekuador Kewalahan dengan Virus Corona, Dalam 3 Minggu Kumpulkan 771 Mayat dari Rumah Warga

Mark Levine, ketua komisi kesehatan New York, mengatakan kematian di rumah-rumah telah meningkat 10 kali lipat dari waktu normal hingga mencapai antara 200-215 per hari.

"Saya yakin hampir semua peningkatan ini disebabkan oleh Virus Corona. Namun tidak semuanya dites dan dihitung demikian," cuitnya.

Levine juga sempat bikin banyak orang ribut ketika berkata bahwa ‘pemakaman darurat’ bagi korban Covid-19 segera akan dibuka di New York. Belakangan ia mengklarifikasinya dengan mengatakan bahwa itu adalah rencana darurat seandainya jumlah kematian terlalu tinggi.

Wali Kota Bill de Blasio mengakui hari Senin (06/04) bahwa mungkin saja ada rencana seperti itu, tapi menyanggah akan menggunakan taman untuk pemakaman.

Seorang juru bicara mengatakan mereka mungkin saja menggunakan Pulau Hart sebuah pulau di Bronx untuk menjalankan rencana tersebut.

Jumat (10/4/2020), akhirnya pemakaman yang disebutkan Levine itu dibuka di Pulau Hart.

Kenangan seram

Kenyataannya, Virus ini telah membangkitkan lagi kenangan seram di kota yang sempat dihantam tragedi 11 September.

"11 September itu serangan teroris yang membuat kami takut, menjadi pikiran setiap hari, apakah kami di tempat kerja atau di rumah bersama keluarga. Seakan peristiwa itu terus bicara pada kami,” kenang Phil Suarez, paramedis yang ikut bekerja menyelamatkan korban serangan 11 September 2001.

Suarez juga pernah merawat korban luka perang Irak tahun 2017 serta ikut dalam penanganan bencana. Namun katanya Virus Corona ini membuat ia “jauh lebih waspada” dalam menjalankan pekerjaannya yang semakin meningkat di New York.

"Sebelumnya, kami mendekati pasien tanpa sarung tangan, kacamata atau masker. Namun kini kami harus melindungi diri sepenuhnya," katanya.

"Hidup kami," katanya, "berubah sangat drastis dalam sebulan."

(Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona Buat New York Kewalahan Urusi Jenazah dan Rumah Sakit Darurat"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved