ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Vorus Corona

Ini Waktu yang Diprediksi Gelombang Wabah Corona Terjadi Lagi, Peneliti: Kita Tidak Boleh Terlena

Pakar epidemiologi UI Pandu Riono mengatakan, Indonesia bisa saja mengalami pandemi Virus Corona atau Covid-19 gelombang kedua.

(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona. 

TRIBUNPAPUA.COM - Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, Indonesia bisa saja mengalami pandemi Virus Corona atau Covid-19 gelombang kedua.

Hal itu, kata dia, terjadi jika masyarakat dan pemerintah lalai saat terjadi penurunan jumlah kasus pasien terinfeksi Virus Corona.

"Bisa saja (pademi gelombang kedua). Di mana-mana juga bisa. Misalnya sudah turun ya kita harus melakukan penekanan," kata Pandu pada Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Pandu menjelaskan, pandemi gelombang kedua terjadi saat ada penurunan jumlah kasus pasien positif Covid-19.

Namun, tiba-tiba terjadi lagi pelonjakan jumlah pasien. Kondisi itulah, menurut Pandu, yang disebut pandemi Covid-19 gelombang kedua.

"Nanti ada penurunan. kalau sudah terjadi penurunan, kita lalai kita enggak waspada itu bisa naik lagi," kata Pandu.

"Yang disebut gelombang kedua itu yang disebut gelombang pertamanya sudah selesai sudah ada penurunan," ujar dia.

Oleh karena itu, Pandu berharap pemerintah dan masyarakat tidak lalai dalam menghadapi Covid-19.

Salah satu caranya dengan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan tidak mudik saat Lebaran.

"Kalau kita lalai kita tidak boleh terlena. Ini saja terlambatnya sudah sebulan lebih PSBB saja repotnya setengah mati harus pakai birokrasi," ucap Pandu.

Sebelumnya, Pandu juga sempat memprediksi puncak pandemi Covid-19 akan terjadi sekitar pertengahan Mei 2020.

Jumlah kasus pada massa puncak pandemi, lanjut dia, akan semakin tinggi jika kegiatan mudik tetap dilakukan.

Update Virus Corona di Dunia

Jumlah kasus virus corona (Covid-19) secara global terus meningkat.

Hingga Selasa (14/4/2020) pukul 14.00 WIB, jumlah kasus Covid-19 di dunia mencapai 1.926.235.

Sebanyak 119.729 di antaranya meninggal dunia.

Kabar baiknya, sebanyak 452.402 berhasil sembuh dari Covid-19.

Berdasarkan data worldometers.info, Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak.

Bahkan catatan Tribunnews.com dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB terjadi lonjakan kasus.

Pada Selasa pagi, jumlah total kasus di AS sebanyak 583.870.

Gubernur Papua Lukas Enembe Sakit, Diterbangkan ke Jakarta Dini Hari dan Langsung Dibawa ke RSPAD

Kini pukul 14.00 WIB atau selang 9 jam, AS mencatatkan jumlah kasus sebanyak 587.173.

Selisihnya selama sembilan jam meningkat sebanyak 3.303 kasus.

Sementara, kematian baru di AS mencapai total 23.644.

Berikut ini update data kasus corona di 10 negara:

Global:

Terkonfirmasi: 1,926,235
Meninggal: 119,729
Sembuh: 452,402

1. Amerika Serikat

Terkonfirmasi: 587,173
Meninggal: 23,644
Sembuh: 36,948

2. Spanyol

Terkonfirmasi: 170,099
Meninggal: 17,756
Sembuh: 64,727

3. Italia

Terkonfirmasi: 159.516
Meninggal: 20,465
Sembuh: 35,435

4. Prancis

Terkonfirmasi: 136.779
Meninggal: 14.967
Sembuh: 27.718

5. Jerman

Terkonfirmasi: 130,072
Meninggal: 3,194
Sembuh: 68,200

6. Inggris

Terkonfirmasi: 88.621
Meninggal: 11.329
Sembuh: T/A

7. China

Terkonfirmasi: 82,249
Meninggal: 3,341
Sembuh: 77,738

8. Iran

Terkonfirmasi: 73.303
Meninggal: 4.585
Sembuh: 45.983

9. Turki

Terkonfirmasi: 61.049
Meninggal: 1.296
Sembuh: 3.957

10. Belgia

Terkonfirmasi: 30.589
Meninggal: 3.903
Sembuh: 6.707

Untuk melihat daftar lengkap negara terjangkit Covid-19 klik di sini.

(Kompas.com/ Sania Mashabi)(Tribunnews.com/Chrysnha)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Bisa Alami Pandemi Covid-19 Gelombang Kedua jika Pemerintah Lalai "

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved