Virus Corona
60 Tenaga Medis Mogok Kerja, Dipicu dari Honor Hanya Rp 750 Ribu per Bulan hingga Minimnya APD
Sebanyak 60 tenaga medis di Rumah Sakit Umum Saerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan mogok kerja
TRIBUNPAPUA.COM - Sebanyak 60 tenaga medis di Rumah Sakit Umum Saerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan mogok kerja sejak Jumat (15/5/2020).
Mereka kemudian mendatangi DPRD setempat pada Senin(18/8/2020).
Kedatangan mereka sebagai bentuk protes terkait perlindungan mereka saat menangani pasien Covid-19.
Tak hanya itu. Mereka mempertanyakan terkait transparansi insentif yang mereka dapatkan.
Gaji yang mereka terima hanya Rp 750.000 per bulan.
Sementara alat pelindung diri (APD) di rumah sakit tersebut sangat minim.
Bahkan insetif yang dijanjikan pemerintah daerah setempat dinilai tidak jelas.
“Tenaga paramedis tidak mau melaksanakan perintah pihak rumah sakit karena tidak ada surat tugas, selain itu tidak ada kejelasan soal insentif bagi mereka. Mereka hanya menerima honor bulanan sebesar Rp 750 ribu, sementara mereka diminta juga menangani warga yang positif Covid-19,” jelas sumber tersebut.
Hal tersebut dibenarkan oleh Dita Puji, seorang tenaga medis dari bagian Instalasi Gawat Darurat (IFG) RSUD Ogan Ilir, seusai bertemu dengan anggota Komisi IV DPRD Ogan Ilir.
“Pertama soal transparansi insentif atau uang lelah yang tidak diketahui rinciannya. Kedua masalah perlindungan karena sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 kami butuh perlindungan APD yang standar. Ketiga rumah singgah yang representatif untuk kami berganti pakaian sebelum pulang ke rumah,” kata Dita Puji, Senin.
Ia juga menepis tuduhan pihak manajemen RSUD Ogan Ilir yang mengatakan jika mereka mogok kerja karena takut menangani pasien Covid-19.
Kronologi PDP Corona Tewas Bunuh Diri di RS, Saksi Lihat Korban Buka Jendela dan Dengar Suara Jatuh
“Tidak benar kalau dikatakan kami takut menangangi pasien Covid-19, kami garda terdepan pak, tidak hanya Covid-19 tapi kami menangani seluruh pasien tertular,” jelas Dita Puji.
Hal tersebut menanggapi pernyataan Direktur RSUD Ogan Ilir Roretta Arta Guna Riama, Minggu (17/5/2020).
Kala itu Roretta mengatakan penolakan tenaga medis itu karena mereka ketakukan menangani pasien Covid-19.