Perjuangan Siswa di Simalungun Belajar Online, Terpaksa Panjat Pohon demi Dapat Sinyal
Sejumlah siswa terpaksa memanjat pohon untuk mencari sinyal agar bisa mengikuti pelajaran secara daring.
Menurutnya, dari 7 dusun di wilayahnya, 3 dusun terparah untuk sinyal internet adalah Dusun Bah Pasungsang, Dusun Butu Ganjang dan Dusun Borno.
Dirinya bahkan menjelaskan, jangankan untuk internet, untuk menelpon dari ketiga dusun ini pun tidak mungkin terakses.
• Perjuangan Siswa di Bulukumba Belajar Online, Jalan Kaki Daki Bukit dan Seberangi Sungai demi Sinyal
"Saat ini aja kita duduk di ketinggian 947 meter. Ada beberapa puncak gunung di sini yang menghalangi (sinyal internet)," ujar salah satu kepala desa termuda di Kabupaten Simalungun ini.
Selain itu, pihaknya sebetulnya sudah mencoba menghubungi perusahaan penyedia jaringan internet untuk membangun tower di Dusun Bah Pasungsang.
Namun, menurut Hendra, usaha itu belum mendapat respon positif.
"Kita sempat surati perusahaan telekomunikasi pemerintah untuk dibangunkan tower jaringan di sini. Tapi gak ada tindak lanjut mereka untuk mau meng'iya' kan," ujar Hendra.
Hendra menambahkan, sebetulnya ada tower kecil internet di Balai Desa. Namun, kapasitas kecepatan internet tidak akan memadai jika dipakai beramai-ramai.
"Kita punya tower kecil. Cuma kalau dibuat ramai ramai malah gak bisa dimanfaatkan di kita sendiri untuk kirim file atau dokumen. Dan, kalau kita bukan untuk masyarakat lainnya, justru nanti ada yang iri iri," terang Hendra.
• Demi Bisa Kuliah Online, Mahasiswi di Sulsel Seberangi Lautan agar Bisa Dapat Sinyal 4G
Anggota DPRD tengah cari solusi
Sementara itu, kondisi tersebut ternyata sudah sampai ke anggota DPRD Simalungun.
Salah satunya Anggota Komisi IV DPRD Simalungun, Bernhard Damanik. Dirinya mengaku akan segera menggelar rapat dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun untuk mencari jalan keluarnya.
"Kita akui kawasan di Simalungun ini berbeda-beda. Oleh sebab itu, kita minta Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sesuai topografi kawasan," ujar Bernhard, Minggu (26/7/2020) kemarin.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul: Demi Ikut Belajar Daring, Siswa di Daerah Ini Terpaksa Memanjat Pohon, Berjalan 2 KM dari Permukiman