2 Hal yang Jadi Alasan Vanuatu Mengusik Indonesia soal Papua Menurut Tantowi Yahya
Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya mengungkapkan alasan negara Vanuatu mengusik atau ikut campur terhadap Indonesia soal Papua.
TRIBUNPAPUA.COM - Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya mengungkapkan alasan negara Vanuatu mengusik atau ikut campur terhadap Indonesia soal Papua.
Seperti yang diketahui, Vanuatu sempat menjadi perbincangan publik di Tanah Air lantaran ikut mempersoalkan tentang adanya pelanggaran HAM di Papua.
Momen tersebut terjadi dalam Sidang Majelis Umum Perserikatakan Bangsa Bangsa (PBB) di markas PBB, Jenewa, Swiss, Jumat (25/9/2020)
Dilansir TribunWow.com dari tayangan Youtube Akbar Faizal Uncensor, Senin (26/10/2020), Tantowi menilai sikap Vanuatu tersebut didasari karena adanya persamaan ras dengan Provinsi paling timur di Indonesia.
Menurutnya, berdasarkan sejarah yang panjang, negara kepulauan di Samudra Pasifik itu dan Papua sama-sama memiliki ras Melanisia.
Baca juga: Mahfud MD Jawab Tuduhan Pelanggaran HAM di Papua: Vanuatu Mengada-ada
"Jadi orang Vanuatu itu rasnya sama betul dengan orang Papua, jadi orang Melanisia," ujar Tantowi Yahya.
"Jadi menurut sejarah, ras Papua itu sekitar 6 ribu tahun lalu itu mereka melakukan eksplorasi ke banyak tempat di wilayah pasifik. Mereka ini kemudian berhenti dan bermukim di beberapa wilayah yang pertama Solomon Island dan Vanuatu," jelasnya.
Oleh karenanya, tidak bisa dipungkiri bahwa antara Vanuatu dan Papua memiliki kedekatannya tersendiri, sama halnya Indonesia dengan Papua.
"Jadi penduduk dari tiga negara di pasifik ini sama persis dengan orang Papua," kata Tantowi Yahya.
"Jadi saya bisa sebut bahwa mereka adalah orang Papua yang merantau. Jadi itulah yang membedakan ketiga negara ini dengan negara-negara pasifik lainnya," terangnya.
"Jadi mereka ada ikatan batin yang sangat kuat, lama, satu ras."
Baca juga: Jawab Kritik vanuatu di Sidang PBB, Diplomat Indonesia: Anda Bukanlah Representasi dari Orang Papua
Selain itu menurut Tantowi Yahya, hal lain yang mendasari Vanuatu begitu kekeh ingin membantu Papua adalah karena berkaitan dengan bunyi deklarasi dari presiden pertamanya, yakni George Kalkoa.
Prinsipnya adalah satu merdeka semua bangsa Melanisia harus merdeka.
Bukan hanya merdeka dari penjajah, melainkan juga dari adanya konflik.
"Yang kedua pada waktu Vanuatu ingin merdeka pada tahun 1980 Presiden pertama dari Vanuatu itu membuat semacam deklarasi," jelasnya.
"Jadi dia berkata bahwa bangsa Melanisia belum benar-benar merdeka jika masih ada bagian dari kita yang masih terjajah. Itu mengapa Vanuatu paling kenceng kalau teriak soal Papua imbuhnya," pungkasnya.
Baca juga: Sayangkan Respons Indonesia ke Vanuatu soal Papua di Sidang PBB, Amnesty: Cenderung Resisten
Simak videonya mulai menit ke- 3.50
Diplomat RI ke Vanuatu: Kalian Bukan Perwakilan Orang Papua
Diplomat Republik Indonesia Silvany Austin Pasaribu menjawab tudingan Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman saat membahas isu HAM di Papua Barat.
Dilansir TribunWow.com, jawaban Silvany yang dinilai tegas membalas argumen Loughman menuai sorotan masyarakat Indonesia.
Dalam tayangan di kanal YouTube Kompas TV pada Minggu (27/9/2020), tampak suasana Sidang Majelis Umum Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) dilakukan secara tatap muka dan virtual sekaligus.
Dalam pidato virtualnya, Bob Loughman menyampaikan keprihatinan atas isu rasisme dan HAM di Papua Barat.
"Di wilayah kami masyarakat asli Papua Barat terus menderita akibat pelanggaran HAM. Sudah ada sedikit kemajuan terkait hal ini," ucap Bob Loughman melalui telekonferensi.
"Saya menyerukan Pemerintah Indonesia untuk merespons seruan pemimpin Pasifik," tegasnya.
Pihak perwakilan Indonesia meminta menggunakan hak jawab terkait pembahasan Vanuatu tersebut.
Silvany menilai sudah sejak lama Vanuatu terlalu ikut campur dan berkomentar tentang isu di Papua.
Baca juga: Sosok Diplomat Muda Silvany Austin Pasaribu yang Jawab Kritik Vanuatu soal Papua di Sidang Umum PBB
"Sangat memalukan bahwa negara satu ini terus memiliki obsesi yang berlebihan dan tidak sehat menjalankan pemerintahannya," balas Silvany Austin Pasaribu.
Selain itu, ia menilai pihak Vanuatu sudah melanggar Piagam PBB dengan tidak menghormati kedaulatan negara lain.
"Jujur saya bingung, bagaimana sebuah negara berusaha mengajari negara lain sembari mengabaikan prinsip-prinsip dasar Piagam PBB," ucapnya.
Ia meminta agar Vanuatu berhenti berkomentar tentang situasi di Papua Barat dengan alasan isu tersebut adalah tanggung jawab Pemerintah Indonesia.
"Saya ingin sampaikan kepada mereka, yang harus Anda lakukan adalah menghormati prinsip dan tidak mencampuri urusan domestik negara kami," pesan Silvany.
"Serta juga melakukan hal yang tepat, yakni menghormati kedaulatan dan teritorial negara lain," tambahnya.
Ia menutup argumen balasan dengan satu pesan lagi.
"Saya sampaikan kepada mereka, kalian bukan perwakilan orang-orang Papua dan berhenti berkhayal menjadi orang Papua," tandas Silvany.
Lihat videonya mulai dari awal:
(TribunWow/Elfan/Brigitta)
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Tantowi Yahya Bongkar Alasan Vanuatu 'Mengusik' Indonesia soal Papua, Menyangkut Ras dan Deklarasi
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/duta-besar-ri-untuk-selandia-baru-tantowi-yahya-1.jpg)