ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Gletser Puncak Jaya di Papua Diprediksi Punah Tahun Depan

Gletser abadi, Puncak Jaya di Papua ikut terkena dampak dari kian memanasnya suhu planet ini.

id.wikipedia.org
Puncak Jaya, Papua 

Uji coba nuklir pada tahun 1964 pernah dilakukan Uni Soviet dan China, dengan menghujani Bumi dengan tritium dan meninggalkan jejaknya di permukaan es.

Namun demikian, apa yang terjadi pada Puncak Jaya Papua saat ini, diperkirakan sisa-sia gletser sudah ada kurang lebih 5.000 tahun, dan sudah banyak yang mencair.

Baca juga: Sepak Terjang Benny Wenda yang Disebut Makar karena Deklarasikan Pemerintahan Sementara Papua Barat

"Pada kedalaman 32 meter, terkait dengan tahun 1920-an, jadi kita dapat mengatakan gletaer itu berusia sekitar 90 tahun," ungkap Dr Donaldi.

Kendati demikian, lapisan gletser tropis Papua yang semakin mencair membuat peneliti semakin sulit memperkirakan berapa usianya.

Di kawasan gletser tropis Papua ini, kata Dr Donaldi hidup sekelompok suku yang meyakini bahwa gletser tersebut adalah tempat suci.

Masyarakat adat setempat percaya bahwa salju adalah dewa mereka. Menghilangkan es di puncak gunung salju dianggap seperti menghilangkan otak seorang dewa.

Hal inilah yang juga menjadi faktor sulitnya para peneliti melakukan penelitian dengan mengekstraksi inti es dari gletser terakhir di Asia ini, sebab mendapat banyak perlawanan dari warga setempat.

"Anak mudanya percaya sains perubahan iklim, namun yang lebih tua tidak. Inilah mengapa (Puncak Jaya Papua) dinamakan Salju Abadi. Namun mereka akan segera kehilangan saljunya," kata dia.

(Kompas.com/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Puncak Jaya Papua, Gletser Terakhir di Asia yang Diprediksi Punah Tahun Depan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved