KSAL Klarifikasi soal Alat Mirip Drone di Selayar: Tak Bisa Deteksi Kapal Selam dan Kapal Atas Air
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono, mengklarifikasi temuan alat mirip drone bawah laut di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan.
Ia menyebut sempat ada negara yang mengklaim penelitian terhadap alat serupa, tetapi pihak TNI-AL belum mengonfirmasi klaim tersebut.
"Kesimpulannya alat ini lebih untuk riset. Namun tentunya bagaimana negara yang menerima data tersebut menggunakannya untuk apa," tambah Yudo.
Baca juga: Viral Pemuda Kayuh Perahu Sejauh 17 Km untuk Tes TNI AL, Kini Lolos Jadi Prajurit
Lihat videonya mulai menit ke-9.00:
Sudah 4 Kali, Media Asing Beri Peringatan
Penemuan drone bawah laut oleh seorang nelayan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan menarik perhatian media asing.
Dilansir TribunWow.com, drone tersebut diduga merupakan buatan China berdasarkan desainnya.
Menurut Herald Sun Australia pada Sabtu (2/1/2021), drone itu berbentuk rudal dengan panjang 225 sentimeter, ekor 18 sentimeter, sayap masing-masing kanan dan kiri 50 sentimeter, serta antena 93 sentimeter.
Drone ini juga dilengkapi sensor di bagian depannya dan kamera.
Hal yang menjadi perhatian adalah wilayah perairan itu merupakan jalan terbuka menuju Australia utara.
Selain itu, ditemukan pula drone yang sama di Pulau Tenggol, Masalembu, Laut Flores.
Sebelumnya penemuan serupa pernah terjadi pada Maret 2019 di Kepulauan Riau, dekat perbatasan dengan Singapura serta di dekat Pangkalan Angkatan Laut Surabaya.
Drone semacam ini dikenal dengan nama kendaraan bawah laut tanpa awak (uncrewed underwater vehicles atau UUVs).
Drone yang berbentuk torpedo itu dilengkapi dengan sayap yang membuatnya dapat berenang di laut dengan berulang kali muncul ke permukaan lalu menyelam.
UUVs dapat bertahan selama setidaknya satu bulan di laut.
Akademi Sains China diketahui pernah mengumumkan hasil desain mereka terhadap alat tersebut pada Desember 2019.