ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Viral Akun Twitternya Kepergok Like Video Syur, Fadli Zon: Mungkin Kelalaian Staf

Anggota Komisi I DPR Fadli Zon angkat bicara tentang viral akun Twitter-nya menyukai video pornografi.

Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere
Politikus Gerindra Fadli Zon. Fadli Zon angkat bicara tentang viral akun Twitter-nya menyukai video pornografi. 

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," tulis singkat Anies Baswedan.

Meski begitu, tidak diketahui motif dan alasan Anies Baswedan mengunggah foto dengan menonjolkan buku karya Steven Levisky dan Daniel Ziblatt tersebut.

Namun tidak sedikit yang menyangkut-pautkan dengan kondisi yang tengah dialami oleh Anies Baswedan.

Seperti yang diketahui, Anies Baswedan belum lama ini memenuhi panggilan Polda Metro Jaya kaitannya dengan terjadinya kerumunan dalam acara Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.

Sebelumnya Anies juga menyatakan bahwa dirinya bersama Pemprov DKI Jakarta telah bekerja maksimal dalam penanganan Covid-19.

Sementara itu dari berbagai tokoh tak ketinggalan memberikan tanggapannya.

Pertama dari Politikus Gerindra, Fadli Zon.

Fadli Zon menirukan gaya Anies Baswedan.

Namun dirinya membaca buku dengan berjudul berbeda, meski masih tentang demokrasi.

Dirinya mengunggah foto dengan membaca buku 'Demokrasi Kita' tulisan dari Wakil Presiden pertama, Mohammad Hatta.

Disebutnya bahwa buku terbitan 1960 itu masih relevan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi saat ini, khususnya berkaitan dengan demokrasi yang bersifat otoritarian.

"Sy baca ulang buku “Demokrasi Kita” karya Mohammad Hatta yg terbit 1 Mei 1960, 60 thn lalu. Kok masih relevan n keadaannya hampir sama dg skrg. Hatta kritik tajam pemerintahan Demokrasi Terpimpin yg otoritarian di bwh Presiden Soekarno. Buku kecil ini kemudian dilarang," tulis Fadli Zon.

Sementara itu mantan rekannya sebagai wakil ketua DPR, Fahri Hamzah justru mengatakan bahwa dirinya sudah lama mempersoalkan buku tersebut, yakni setahun yang lalu.

Hal itu dibuktikan dengan cuittan dari Fahri Hamzah pada tahun 2019 yang sudah membahas buku 'How Democracy Die' tersebut.

Dalam cuitan setahun lalu itu, Fahri Hamzah mengatakan nasib demokrasi ditentukan oleh kudeta militer dan sistem pemilihan umum.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved