Mengenal Dua Sosok yang Lekat di Hati Orang Papua, Gus Dur dan Acub Zainal
Ada dua nama orang luar Papua yang akan terus dikenang dan lekat di hati masyarakat Papua hingga saat ini.
Sebab pertama, menurut Gus Dur nama Irian itu jelek. Kata itu berasal dari bahasa Arab yang artinya telanjang (Urryan).
Dulu ketika orang-orang Arab datang ke pulau itu dan menemukan masyarakatnya masih telanjang, sehingga disebut Irian.
Sebab kedua, dalam tradisi orang Jawa kalau punya anak sakit-sakitan, sang anak akan diganti namanya supaya sembuh.
“Biasanya sih namanya Slamet. Tapi saya sekarang ganti Irian Jaya menjadi Papua." ujar Gus Dur kala itu.
Perubahan nama Irian jadi Papua menjadi salah satu cara Gus Dur mengembalikan harkat martabat masyarakat Papua sebagai sesama warga bangsa Indonesia.
Selanjutnya, Gus Dur juga memperbolehkan pengibaran bendera Bintang Kejora sebagai identitas bendera kultural Papua.
Gus Dur juga membantu membiayai penyelenggaraan kongres rakyat Papua.
Cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari itu pun melarang pendekatan represif dan lebih mengedepankan pendekatan humanis kepada masyarakat Papua.
Baca juga: Ini Empat Rencana Aksi yang Diusulkan Kementerian ATR/BPN untuk Dukung Otsus Papua
Acub bangun Persipura

Satu lagi orang di luar Papua yang namanya dikenang oleh orang Papua adalah Acub Zainal. Ia adalah sosok tentara dan pernah menjabat sebagai Mantan Pangdam XVII Cendrawasih.
Acub juga pernah menjadi Gubernur Irian Jaya 1973-1975. Kendati hanya dua tahun memimpin Provinsi Irian Jaya, Acub Zainal dianggap sehati dengan Papua.
Ia membuat gebrakan yang dianggap bertetangan dengan Pemerintah Pusat di Jakarta. Acub disebut mau menyelami isi hati masyarakatnya.
Gubernur Papua tahun 1973 itu membangun harga diri bagi orang Papua salah satunya dengan membangun klub sepak bola Persipura.
Baca juga: Jacksen F Tiago Sebut Dede Sulaiman Tak akan Ikut Perkuat Persipura di Piala AFC 2021
Eksibisi antara Persipura dengan timnas PNG berakhir gemilang untuk tim Persipura. Hal itu menjadi menjadi momen yang tak terhapus sepanjang sejarah.
Kala itu Acub mampu membangkitkan solidaritas dan kebanggaan bersama.