Kanwil Kemenkumham Papua Bakal Bentuk Tim untuk Tindaklanjuti Pengeroyakan 2 Napi di Lapas Merauke
Kanwil Kemenkumham Papua Bakal membentuk tim untuk menggali informasiterkait kasus dua napi yang dikeroyok hingga meninggal di Lapas Merauke
Penulis: Musa Abubar | Editor: Astini Mega Sari
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Musa Abubar
TRIBUN-PAPUA.COM - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Provinsi Papua Bakal membentuk tim untuk menggali informasi lebih banyak terkait kasus dua narapidana yang dikeroyok hingga meninggal di Lapas Merauke.
"Permasalahan ini kami sudah laporkan ke Kementerian Hukum dan HAM, Dirjen Pemasyarakatan dan Sekjen untuk mendapat pengarahan," kata Kepala Kannwil Kemenkumham Papua, Anthonius Ayorbaba kepada Tribun-Papua.com di Jayapura, Senin (10/5/2021).
Dia mengatakan, Kanwil Kemenkumham Papua juga telah berkoordinasi dengan pihak kemanan untuk menindaklanjuti kasus itu.
"Saya selaku Kakanwil Kemenkumham Papua menyampaikan turut berduka cita yang mendalam untuk kedua warga binaan yang dikeroyok hingga meninggal dunia," ujar Anthonius.
Baca juga: Dua Napi Lapas Merauke yang Dikeroyok hingga Meninggal Sudah Dimakamkan Keluarga
Bagi dia, kejadian itu menjadi evaluasi dalam pengamanan lapas ke depannya.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada pihak kepolisian dibantu oleh TNI yang melakukan pengamanan langsung ke tempat kejadian perkara pasca-pengeroyokan," katanya.
Kejadian itu juga diharapkan dapat memicu Kementerian Hukum dan HAM untuk memprioritaskan penetapan Kalapas definitif di Lapas Merauke. Dengan demikian pengamanan dan pembinaan di Lapas Merauke bisa berjalan dengan baik.
Sebelumnya diberitakan, dua napi Lapas Merauke dikeroyok hingga meninggal dunia pada Sabtu (8/5/2021) pukul 16.25 WIT.
Kedua korban adalah Sebastian Basik Basik dan Melianus Gebse
Peristiwa itu bermula ketika ada seorang rekannya yang meninggal di rumah sakit karena Covid-19.
Baca juga: Kronologi Detik-detik 2 Napi di Lapas Merauke Tewas Dikeroyok, Napi Lain Kunci Pagar Sel
Anthonius mengakui dalam tiga bulan terakhir, ada beberapa warga binaan Lapas Merauke yang meninggal sehingga muncul kecurigaan dari beberapa warga binaan lain.
Lantaran beberapa warga binaan yang meninggal itu, dari hasil diagnosa di rumah sakit itu tidak sakit, sehingga muncul kecurigaan ada yang memiliki ilmu hitam.
"Karena sebagian besar yang meninggal itu kebanyakan orang Marind dan Muyu, sehingga puncak emosinya yang terjadi pada Sabtu itu," ujarnya.
Kasus penganiayaan itu sudah ditangani Polres Merauke. (*)