Benarkah Jaringan Internet di Provinsi Papua Rusak karena Faktor Alam?
Adanya gangguan jaringan internet selama 3 pekan terakhir di Papua, berdampak kepada setidaknya 500 ribu warga di empat wilayah Bumi Cenderawasih.
Alasannya, kata Damar, pemerintah maupun Telkom tidak menjelaskan secara rinci alasan di balik situasi ini.
Padahal, kata Damar merujuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, hak atas akses internet merupakan hak dasar warga negara.
"Ada puzzle yang membuat bingung, apa penyebab persis kejadian ini," ujar Damar.
Faktor alam seperti gempa bumi di suatu jalur patahan, memang dapat berdampak pada kabel optik bawah laut, menurut Profesor Hery Harjono, pakar geologi yang belum lama ini pensiun dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Namun, Hery berkata, hubungan sebab-akibat ini tergantung pada kondisi faktual.
"Kalau kabel laut tegak lurus atau tidak sejajar dengan jalur patahan, tentu saja bisa putus karena tenaga yang dihasilkan gempa itu besar sekali," ujar Hery.
"Tapi gempanya mesti besar. Skala 5 maginitudo mungkin tidak memberi dampak, tapi skala 7 ke atas bisa memporakporandakan itu."
"Adakah gempa di daerah itu? Bukan tanggal 30 April saja, tapi sejarah kegempaan di sana, berapa kali terkena gempa besar. Mungkin ada kabel yang mengalami beberapa kali pergeseran. Jadi mesti dilihat kapan kabel itu pertama kali diletakkan dan kapan gempa signifikan terjadi," kata Hery.
Setidaknya sejak 15 April lalu atau dua pekan sebelum jaringan internet di Jayapura sekitarnya padam, terjadi dua gempa bumi berskala di atas 5 magnitudo di sekitar Papua.
Baca juga: Update Gangguan Jaringan di Jayapura Papua, Menkominfo: Kami Terus Berusaha Memulihkan
Data itu didasarkan pada data BMKG dalam Indonesia Tsunami Early Warning System.
Gempa pertama terjadi pada 25 April lalu, berskala 5,1 magnitudo. Pusat gempanya 89 kilometer di sisi tenggara Manokwari atau sebelah barat Biak.
Gempa berikutnya terjadi sehari sebelum internet di Jayapura sekitarnya hilang, sebesar 5,1 magnitudo.
Lokasinya nyaris persis gempa sebelumnya, sekitar 84 kilometer sisi tenggara Manokwari.
Apakah data ini menjawab teka-teki persoalan?
Telkom belum dapat memastikan faktor alam apa yang menyebabkan kerusakan kabel bawah laut mereka, kata Pujo Pramono, Vice President Corporate Communication perusahaan milik negara itu.