PEMILIHAN REKTOR UNCEN
Profil Doktor Apolo Safanpo Calon Rektor Uncen Papua Periode 2021-2025
Apolo tak lantas tinggi hati. Ia tetap low profile karena memang dibesarkan keluarga sederhana. Ia tetap tampil bersahaja, ramah dan rendah hati.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Doktor Apolo Safanpo atau yang biasa disapa Apolo, lahir di Agats, Kabupaten Asmat, Papua, pada 24 April 1975.
Ia merupakan putera terbaik Papua, sekaligus putera Asmat pertama menjabat Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen).
Apolo menikah dengan Ade Irma Suryani ST, dan dikaruniai lima orang anak; Herman Ferdinand Putera Safanpo, Alexander Kambepits, Putera Safanpo, Ronald Cuwakat Putera Safanpo, Kornelia Oliva Kombites Safanpo, dan Theodore Bandew Putera Safanpo.
Apolo muda memulai pendidikannya di SD YPPGI Agats, dan lulus pada 1987. Lalu tiga tahun kemudian, menamatkan sekolah menengah pertama di SMP YPPK St Yohanes Pemandi Agats.
Apolo kemudian berangkat ke Kota Jayapura untuk melanjutkan sekolah menengah atas. Ia lulus dari SMA YPPK Taruna Sharma Jayapura pada 1993.
Baca juga: Doktor Apolo Safanpo Balon Rektor Uncen lagi, Sampaikan Visi Misi Periode Kedua
Seusai SMA, pria berperawakan tinggi itu kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di Kota Solo, Jawa Tengah.
Apolo lulus dari Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Solo 1999, dan resmi menyandang gelar insinyur atau disingkat Ir.
Tak puas dengan pencapaiannya, Apolo melanjutkan jenjang magister S2 Jurusan Teknik Lingkungan di kampus yang sama, dan lulus pada 2002.
Pria yang pernah menjadi Dekan Fakultas Teknik Uncen itu, melanjutkan studi lebih tinggi di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang.
Dia menyandang gelar doktor pada Jurusan Teknik Sipil UNDIP tahun 2016.
Lantaran dinilai profesional, Apolo dipercaya menjadi Ketua Jurusan Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Uncen 2004.
Kurun waktu 2004 hingga 2009, dirinya ditunjuk sebagai tenaga ahli DPRD Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Di waktu yang sama, ia juga ditunjuk menakhodai Tim Teknis AMDAL Bapedalda Provinsi Papua.
Tahun politik mewarnai Papua pada 2005.
Mencoba peruntungan, Apolo mencalonkan diri sebagai Bupati Kabupaten Asmat. Namun, nasib berkata lain.
Masa itu, Apolo ditakdirkan harus kembali ke kampus untuk memajukan dunia pendidikan di Bumi Cenderawasih.
Pada periode 2006 hingga 2012 ia menjabat sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Uncen.
Tahun 2013 hingga 2014 menjadi anggota Tim Asistensi Rancangan Undang Undang (RUU) Otsus Daerah, Provinsi Papua, di Jayapura.
Apolo semakin dikenal dan namanya familiar di kalangan para petinggi pemerintahan dan elit politik.
Bisa dilihat pada 2014. Forum mengkehendaki Apolo menjadi Ketua Tim Seleksi Anggota DPR Papua.
Kemudian 2016, rekam jejaknya semakin diuji. Apolo ditunjuk jadi Sekretaris Panitia Seleksi Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP).
Kala itu, ia juga masih mengemban tugas sebagai Staf Ahli Komisi IV DPR Papua, periode 2014 hingga 2017.
Namanya semakin melambung di senatero Tanah Papua.
Hal ini menjadinya Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Papua dan Papua barat.
Masa jabatan rektor yang diemban Apolo akan berakhir, setelah sebelumnya terpilih sebagai Rektor Uncen untuk periode 2017-2021.
Baca juga: Rektor Uncen Apolo Safanpo: 75 Persen Penghuni Asrama Uncen Papua Bukan Mahasiswa
Meski begitu, ia maju kembali untuk periode 2021-2025, dan mengantongi suara terbanyak di antara tiga calon rektor lainnya.
Pada Selasa (22/6/2021), Rapat Senat Uncen menetapkan tiga calon rektor, dari empat bakal calon yang sudah menyampaikan visi misinya.
Doktor Apolo Safanpo di urutan pertama, beroleh 21 suara. Menyusul Dr Septinus Saa 10 suara, dan Dr Johni J Numberi 1 suara.
Sementara satu bakal calon lainnya Dr Janviter Manalu tak beroleh suara.
Kesuksesan Apolo Safanpo menjadi inspirasi bagi anak muda Papua.
Sebab, di usianya yang baru 42 tahun, terbilang muda, ia mendapat amanah untuk memimpin universitas tertua dan terbesar di Tanah Papua ini.
Apolo tak lantas tinggi hati. Ia tetap low profile, karena memang sejak kecil dibesarkan keluarga sederhana.
Dirinya tetap tampil bersahaja, ramah dan rendah hati. (*)