PEMBUNUHAN PEDAGANG EMAS DI PAPUA
Ini yang Dilakukan Tersangka MM, 15 Hari Sebelum Pembunuhan di Holtekamp
Malam itu, 13 Juni 2021 di Cafe Soetijah, Jalan raya Holtekamp ramai pengunjung. Banyak aktifitas yang dilakukan para pengunjung kafe.
Penulis: Roy Ratumakin | Editor: Maickel Karundeng
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Roy Ratumakin
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Malam itu, 13 Juni 2021 di Cafe Soetijah, Jalan raya Holtekamp ramai pengunjung. Banyak aktifitas yang dilakukan para pengunjung kafe.
Acara grand opening cafe Soetijah dikemas ala anak muda milenial. Lomba bridge dance, live musik, pameran lukisan, hingga open tatto.
Malam itu, sekitar pukul 10.15 WIT, saya dimintai untuk melayani satu pasien yang ingin menatto dirinya.
"Bang, saya mau tatto," kata pria blasteran dengan postur tubuh tinggi semampai.
"Tatto apa mas," kataku.
Baca juga: Pembunuh Pengusaha Emas di Jayapura Papua Warga Negara Afganistan
"Ini tanttonya," kata pria tersebut sambil menunjukkan deretan kalimat berbahasa Inggris yang sudah diketiknya diaplikasi catatan handphone miliknya.
Segera, saya mempersiapkan segala perlengkapan tatto. Singkat cerita desing tattonya pun sudah selesai dan tinggal menatto.
Dalam proses tatto tersebut, obrolan pun mulai cair. Saya mengetahui dia adalah blasteran Afganistan-Batak.
Obrolan soal rumah tangga hingga tujuannya datang ke Jayapura.

Baca juga: BREAKING NEWS: Terduga Pelaku Pembunuhan Juragan Emas di Papua Terungkap, Lantaran Cinta Terlarang
"Saya datang ke sini untuk bantu kakak mengurusi kafenya di dekat jembatan merah (Jembatan Youtefa)," katanya.
"Oh, sudah menikah?," tanyaku.
"Sudah bang. Istri saya orang Jawa," jawabnya.
"Istrinya dimana? Kok datang sendiri (cafe Soetijah)," tanyaku sambil terus memasukkan jarum tatto ke kulit lengan kanan bagian dalam.
"Dia masih di Jawa. Nanti kalau usaha (kafe) sudah berjalan dengan baik, baru istri saya datang ke sini," ujarnya.