Covid 19 Papua
Tak Indahkan PPKM Darurat, Entrop Jayapura Memang Beda
“Saya dan teman-teman tetap akan berjualan, meski dibubarkan saya akan kembali membuka warung sebab saya butuh makan,” kata Akbar Rasyid.
Penulis: Arni Hisage | Editor: Roy Ratumakin
Laporan wartawan Tribun-Papua.com, Tyo Effendy
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Bagi warga Kota Jayapura siapa yang tak kenal kawasan Entrop, daerah yang dikenal sebagai pusat wisata kuliner hingga tempatnya hiburan malam.
Dari pantauan Tribun-Papua.com, Rabu (21/7/2021) pukul 21.00 WIT tampak terlihat aktivitas masyarakat khususnya pedagang masih tetap menjajakan dagangannya hingga tengah malam.
Hal ini bertolak belakang dengan kondisi Kota Jayapura yang sedang diberlakukan PPKM Darurat.
Baca juga: Imbas PPKM, Nike Mandowen Sulit Membeli Beras Kiloan
Sesuai intruksi Wali Kota Jayapura, aktivitas masyarakat dilakukan pada pukul 06.00 WIT hingga pukul 20.00 WIT.
Kondisi di bilangan Entrop, Distrik Jayapura Selatan bertolak belakang dengan kondisi di wilayah perkotaan Jayapura dimana jalan Ahmad Yani dan SAM Ratulangi terlihat sepi tak ada aktivitas. Pusat perbelanjaan serta ruko-ruko para pedagang telah tutup.
Mirisnya, para penjualan minuman keras ilegal juga nampak dengan bebas berdiri dipinggir jalan dengan slogan andalannya “ada, ada” untuk mengundang para penikmat minuman beralkohol.
Ratusan motor serta puluhan mobil terparkir rapi di bahu jalan guna menikmati makanan yang dijajahkan para pedagang atau hanya sekadar berkumpul menikmati kopi di malam hari.
Baca juga: Warga Protes Sanksi Rp50 Ribu Bagi Pelanggar PPKM Mikro di Sentani Jayapura
Protokol kesehatan Covid-19 pun seolah tak diindahkan. Banyak warga yang berkumpul dan mayoritas tak menggunakan masker seolah tak mengenal pandemi yang kian hari semakin tinggi.
Salah satu pedagang kaki lima Akbar Rasyid mengaku telah mengetahui aturan yang sedang berlaku namun baginya himbauan tersebut tak dapat menjadi solusi atas perekonomiannya yang terbatas.
“Saya dan teman-teman tetap akan berjualan, meski dibubarkan saya akan kembali membuka warung sebab saya butuh makan,” kata Akbar Rasyid kepada Tribun-Papua.com.
Ia menjelaskan, demografi warga kawasan Entrop ialah pedagang kaki lima, bukanlah para pegawai pemerintahan tak butuh mencari uang hingga larut malam. (*)