Kisah Kristina Gagal Jadi Paskibraka di Istana karena Disebut Positif Covid, Sempat Merasa Janggal
Gagal jadi Paskibraka di Istana mewakili Sulawesi Barat karena dinyatakan positif Covid-19, Kristina sempat merasa janggal.
TRIBUN-PAPUA.COM - Gagal jadi Paskibraka di Istana mewakili Sulawesi Barat karena dinyatakan positif Covid-19, Kristina sempat merasa janggal.
Siswi kelas 11 asal SMAN 1 Mamasa, Sulbar ini pun menolak untuk menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di tingkat provinsi.
Ia pun mengaku lebih memilih hidup tenang di kampung halaman bersama keluarganya.
“Saat ini saya hanya bisa berdoa semoga Tuhan tetap memberi saya yang terbaik. Dan suatu saat saya bisa meraih impian dan cita-cita saya untuk membanggakan kedua orangtua,” tutur Kristina, Jumat (13/8/2021).
Baca juga: Oknum Brimob Ngamuk di Ruang ICU Pasien Covid, Tak Terima Mertuanya Meninggal Disebut Terpapar
Ada kejanggalan
Kristina menjelaskan, dia merasa janggal dengan hasil swab pertama yang menjadi dasar keputusan Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Barat menganulir namanya.
Pasalnya, dua hari setelah swab pertama yang dilakukan di Puskesmas Binanga, Kristina mencoba melakukan swab mandiri di Puskesmas Mamasa dan hasilnya negatif.
Hasil negatif itu telah diberitahu ke Dispora Sulbar. Namun, pihak dinas pendidikan dan olahraga tetap mencabut hak Kristina menjadi paskibraka mewakili Sulbar ke Istana Negara 17 Agustus 2021 mendatang.
Kristina makin merasa janggal karena pengganti dirinya mewakili Sulawesi Barat bukan peserta di peringkat kedua di bawah nama Kristina dari Kabupaten Pasangkayu.
Dia digantikan oleh nama Paskibraka dari luar yang namanya tidak ada dalam rentetan peringkat yang telah diseleksi dispora sebelumnya.
Baca juga: KKB Serang Tim Patroli di Distrik Gome Puncak, Aparat: Gome Dikuasai Kelompok Goliat Tabuni
Kecewa
Paman Kristina, Melki Sedek juga ikut kecewa dengan yang dialami keponakannya.
“Sejak (Kristina) gagal jadi Paskibraka, saya hanya terus mendampingi sambil berusaha memberi semangat agar tidak larut dengan kekecewaannya,” ujar Melki.
Salah satu perwakilan keluarga, Habel Salta mengaku, kejanggalan yang dialami Kristina berupa tes PCR yang dilakukan siswi SMA Negeri 1 itu di Mamuju tidak transparan.
Apalagi, Kristina menerima hasil tes PCR-nya beberapa jam sebelum keberangkatannya ke Jakarta, Sabtu (24/7/2021).