ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Viral di TikTok Foto Pendaki di Puncak Merapi, Pengelola TNGM Angkat Bicara

Viral di media sosial, sebuah foto memperlihatkan seorang pendaki berswafoto dan Tiktok-an di puncak Gunung Merapi.

(Instagram @merapi_uncover)
Tangkapan layar foto viral seorang pendaki berswafoto dan tiktokan di puncak Gunung Merapi. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Viral di media sosial, sebuah foto memperlihatkan seorang pendaki berswafoto dan Tiktok-an di puncak Gunung Merapi.

Foto yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover pada Senin (16/8/2021) itu menampilkan dua foto dengan caption berbeda.

"Kemarin 15 agustus 2021. Blas renek uwong (Enggak ada orang sama sekali). Nk puncak suarane gemurung (Di puncak suaranya gemuruh)," tulis pengunggah dalam caption foto pertama.

Hingga kini, foto tersebut telah disukai lebih dari 4.500 kali pengguna Instagram dan mendapatkan 143 komentar.

Baca juga: Viral Video Warga Pedalaman Papua Barter Emas Murni dengan Kuota Internet, 1 Gram Dapat 1 GB

Untuk menelusuri kebenaran dari foto viral tersebut, Kompas.com mengkonfirmasi Balai Taman Nasional Gunung Merapi.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Merapi Akhmadi mengatakan, latar foto pendaki tersebut berlokasi di Pasar Bubrah.

Awan panas guguran Merapi tanggal 26 Juli 2021 pukul 23.51 WIB dan 23.55 WIB terekam di seismogram dengan amplitudo 30mm durasi 187 detik dan 148 detik. Jarak luncur 2.500 m ke arah barat daya.
Awan panas guguran Merapi tanggal 26 Juli 2021 pukul 23.51 WIB dan 23.55 WIB terekam di seismogram dengan amplitudo 30mm durasi 187 detik dan 148 detik. Jarak luncur 2.500 m ke arah barat daya. (( BPPTKG))

Namun, pihaknya belum bisa memastikan foto yang diunggah di medsos tersebut apakah asli atau bukan.

"Yang kami amati sesuai dengan pengamatan dari kondisi puncak, kemudian ada rumput-rumput serta bebatuan kami menilai perbandingan seperti itu diambil bukan pada saat sekarang," kata Akhmadi.

"Kami ada dokumentasi tapi kami tidak bisa share. Dokumentasi dari BPPTKG kondisi puncak sekarang itu paling tidak satu bulan terakhir tidak seperti itu. Itu yang bisa kami konfirmasikan," tambah dia.

Baca juga: Viral Camat di Sumenep Minta Kades Curi Sapi Warga yang Tolak Vaksin, Ngaku Hanya Bercanda

Akhmadi menambahkan setiap momentum 17 Agustus, Sura dan Tahun Baru atau musim yang dimungkinkan ada kegiatan pendaki sudah dilakukan antisipasi dengan patroli.

Patroli dilakukan dengan melibatkan Muspika di jalur pendakian baik Selo di Kabupaten Boyolali, Sapuangin di Kabupaten Klaten, maupun Cangkringan di Kabupaten Sleman yang sudah lama ditutup.

"Itu sudah kita antisipasi patroli intensif sejak tanggal 9, 10, 11 Agustus 2021. Kemudian patroli rutin dilanjutkan mulai kemarin sampai dengan pasca 17 Agustus," kata Akhmadi.

Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan polisi kehutanan yang ada di setiap jalur pendakian Gunung Merapi untuk melaporkan apabila ada pendaki yang melakukan pendakian Gunung Merapi melalui jalur tikus.

"Sampai saat ini nihil laporannya. Dan dari patroli belum menemukan indikasi ada pendaki termasuk yang dikatakan tanggal 15 Agustus 2021 kemarin. Baik tanggal 14 Agustus atau H-1 tidak ada data atau temuan untuk pengunjung yang mencoba naik maupun yang tertangkap waktu turunnya," tutur dia.

Baca juga: Warga Pengungsian Pasca Penggerebekan Markas KKB, Sudah Kembali ke Kampungnya

Di sisi lain, Akhmadi menambahkan telah memberikan informasi melalui media sosial terkait penutupan jalur pendakian Gunung Merapi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved