KKB Papua
Mengenang Almarhum Briptu Heidar: Menangkap 6 Pentolan Separatis Hingga Tewas Ditangan KKB
Briptu Heidar diketahui meninggal saat menjalankan tugas di Kampung Mudidok, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, pada 12 Agustus 2019.
TRIBUN-PAPUA.COM: Sejumlah pentolan Kelompok Keriminal Bersenjata (KKB) yang berada di wilayah pegunungan tengah Papua berhasil di ringkus Brigadir Satu (Bribtu) Heidar.
Akibat jasanya, Briptu Heidar mendapat sejumlah bintang tanda jasa.
Prestasinya dimulau dari menangkap anggota KKB Lanny Jaya yaitu Yogor Telenggeng di Kampung Usir, Distrik Mulai, Kabupaten Puncak Jaya pada 12 Mei 2018.
Usai menangkap Yogor, Heidar juga terlibat dalam penangkapan KKB Lanny Jaya atas nama Wuyungga Tabuni di lokasi yang sama pada 1 Agustus 2018.
Baca juga: Dua Rumah Warga Dibakar Orang Tidak Dikenali di Yahukimo
Selanjutnya, pada 13 Oktober 2016, Heidar juga terlibat dalam penangkapan KKB Totiyo-Paniai. Dalam penangkapan ini, Heidar dan aparat keamanan berhasil menangkap dua KKB yaitu Damianus Magay Yogi dan Jemy Magay Yogi di Paniai.
Tak sampai disitu, keberanian Heidar pun berlanjut dengan berhasil menangkan Paku Wanimbo dan Bumi Enumbi, KKB di Puncak Jaya pada 21 Januari dan Februari 2019.
Namun, sayang, aksi lanjutannya terhenti kala Heidar ditangkap dan disandera oleh KKB.
Dalam proses negosiasi antara aparat TNI-Polri dengan KKB Papua, Heidar ditemukan tewas tak jauh dari dilokasi penyanderaan.
Briptu Heidar diketahui meninggal saat menjalankan tugas di Kampung Mudidok, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, pada 12 Agustus 2019.
Berikut Fakta Meninggalnya Briptu Heidar:
1. Kronologi penyanderaan Briptu Heidar
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal mengatakan, kejadian bermula pada siang sekitar pukul 11.00 WIT.
Saat itu, Briptu Heidar dan Bripka Alfonso Wakum sedang melaksanakan tugas penyelidikan di wilayah Kabupaten Puncak dengan mengendarai sepeda motor.
Saat melintas di Kampung Usir, Briptu Heidar dipanggil oleh temannya yang merupakan warga setempat sehingga Bripka Alfonso menghentikan kendaraannya.
Selanjutnya, Briptu Heidar menghampiri temannya tersebut, sedangkan Bripka Alfonso menunggu di atas motor.
Lalu saat Briptu Heidar berbicara dengan temannya, tiba-tiba sekolompok orang datang dan langsung menyandera Briptu Heidar.
2. Bripka Alfonso segera mencari bantuan
Mengetahui Briptu Heidar disandera, Bripka Alfonso segera melaporkan kejadian tersebut ke pos polisi di Kago Kabupaten Puncak.
"Kapolres Puncak Jaya, bupati, dan para tokoh masih melakukan negosiasi terhadap kelompok tersebut," kata Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal, Senin (12/08/2019).
Baca juga: Willem Wandik Ajak Masyarakat Puncak Ikut Vaksinasi
Menurut Kamal, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan TNI untuk melakukan pendekatan terhadap para tokoh masyarakat Puncak.
"Selain itu kami juga meminta untuk segera membebaskan anggota kami," ujarnya.
3. Ditemukan gugur saat negosiasi berlangsung
Kamal menjelaskan, sebelum jenazah Briptu Heidar ditemukan, pihak Pemkab Puncak dan Polres Puncak Jaya sempat melakukan negosiasi dengan KKB pimpinan Lekagak Talenggen.
"Sempat dilakukan komunikasi dengan pihak Talenggen saat almarhum masih disekap," katanya.
Sementara itu, Tim Bantuan Kendali Operasi (BKO) yang ada di Distrik Ilaga, sambung Kamal, melakukan pengejaran kepada para pelaku.
4. Jenazah ditemukan tak jauh dari lokasi penyanderaan
Kamal memaparkan, jenazah Briptu Heidar ditemukan tak jauh dari lokasi penyanderaan, yaitu Kampung Usir.
"Briptu Heidar ditemukan pukul 17.30 WIT dalam keadaan meninggal dunia. Lokasinya tidak jauh dari tempat penyanderaan," ujar Kamal, Senin (12/8/2019).
5. Kenaikan pangkat untuk Briptu Heidar
Polri memberi kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi kepada Briptu Heidar yang gugur saat bertugas di Puncak, Papua.
"Anggota Polri yang gugur mendapat kenaikan pangkat luar biasa, dinaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dikutip Tribun-Papua.com dari laman Kompas. (*)