Komnas HAM
Komnas HAM Papua: Warga Kampung Sasawa Papua Butuh Jaminan Keamanan dan Pemulihan Trauma
masyarakat Kampung Sasawa membutuhkan jaminan keamanan serta pemulihan trauma Pasca penggerebekan markas KKB di Yapen Barat
Penulis: Arni Hisage | Editor: Ri
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Tyo Effendy
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Pasca penggerebekan markas KKB dibawa pimpinan Fernando Worabai, masyarakat Kampung Sasawa membutuhkan jaminan keamanan serta pemulihan trauma atas kejadian tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Komnas HAM perwakilan Papua dan Papua Barat Frits Ramandey pada Tribun-Papua.com saat konferensi pers dikantornya, (18/8/2021) Sore.
Baca juga: Polsek Heram Tingkatkan Patroli Siang dan Malam
“Saya terjun langsung kesana melihat situasi yang terjadi dari kamp pengungsian, sekitar 12 kamp yang terisi dari 215 jiwa penduduk takut untuk kembali ke kampung,” kata Frits Ramandey.
Ia mengatakan para pengungsi takut untuk kembali sebab masih teringat kejadian yang terjadi kampung Sasawa yang berada di Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua tersebut.
“Saya bertanya pada anak-anak dipengungsian, mereka berkata lari ke hutan karena takut dengar suara tembakan dari kepolisian,” lanjut Frits Ramandey.
Baca juga: Sosok Cantik Si’Pembawa Baki Bendera Merah Putih Paskibra Dari Kota Lumpur di Papua
Pria asal Waropen tersebut melanjutkan hal tersebut tentunya berpotensi melanggar hak asasi manusia, akibat kelalaian dari aparat kepolisian serta pemerintah daerah.
“Selama lebih dari seminggu warga dipengungsian yang tidak layak ditengah hutan, tak ada perhatian pemerintah dan lembaga lainnya untuk masyarakat Papua tersebut,” papar Kepala Perwakilan Komnas HAM perwakilan Papua dan Papua Barat
Baca juga: Komnas HAM Kutuk Intimidasi Jurnalis dan Minta Polisi Usut Perusak Mobil Lucky Ireeuw
Ia mengatakan saat ini warga mulai berangsur kembali ke Kampung Sasawa untuk mengecek kebunnya, bahkan mulai memasang bendera merah putih sebagai bentuk perayaan hari kemerdekaan Indonesia disana. (*)