KKB Papua
Selain Tenius Gwijangge, Pecatan TNI Juga Jadi Tokoh di KKB yang Berulah di Yahukimo
Satgas Nemangkawi mengungkapkan KKB yang beraksi di Yahukimo, ada mantan anggota TNI yang melakuakan desersi.
TRIBUN-PAPUA.COM - Satgas Penegakan Hukum (Gakum) Nemangkawi mengungkapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beraksi di Yahukimo, Papua belum memiliki pemimpin.
Namun ada mantan anggota TNI yang melakuakan desersi bernama Senat Soll menjadi tokoh dalam kelompok tersebut.
Aparat mengatakan sebelumnya jika Senat Sol adalah sosok yang bertanggungjawab atas beberapa pembunuhan di Dekai pada Agustus 2020.
Salah satu korban dari Senat Soll adalah Hendry Jovinski yang merupakan Staf KPUD Yahukimo.
Baca juga: Bupati Yahukimo Minta Pekerjaan Tetap Berjalan, Masyarakat Sepakat Mendukung Aparat dan Menolak KKB
Baca juga: Minta Pembangunan Jalan Tak Dihentikan karena Ulah KKB Papua, Bupati Yahukimo: Kerugian untuk Kami
"Mereka memiliki tokoh-tokoh saja, tidak ada pimpinan, di situ ada Tenius Gwijangge, Temianus Magayang dan Senat Soll. Dalam 1-2 tahun ini mereka bergabung," kata Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penegakan Hukum (Gakum) Nemangkawi, Kombes Faisal Ramadhani.
Faisal menjelaskan hal tersebut saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon pada Rabu (25/8/2021).
Sosok Senat Soll

Dikutip dari Tribun Batam, Senat Soll adalah pecatan anggota TNI pada 2018 lantaran terlibat jual beli amunisi senjata api di Kabupaten Mimika.
Dia membelot dan bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
Merujuk pada Direktori Putusan pada Pengadilan Militer III-19 Jayapura, Senaf Soll diadili secara in Absensia alias tanpa kehadiran terdakwa.
Putusan terhadap dirinya dibacakan pada Rabu, 26 Juni 2019.
Saat itu, Senat Soll tercatat sebagai prajurit TNI AD yang berdinas di Yonif 754/ENK dengan pangkat terakhir Prada.
Dia kemudian dinyatakan bersalah dan dipecat dari dinas militer karena terbukti melakukan tindak pidana Desersi dalam waktu damai.
Senat dalam hal ini melakukan ketidakhadiran dinas tanpa izin dalam waktu lebih dari 30 hari secara berturut-turut.
Baca juga: Alasan Satgas Nemangkawi Bunyikan Sirene saat Evakuasi Pekerja yang Selamat dari Serangan KKB
Hal itu diduga dilakukannya saat hendak ditangkap pada 10 September 2018 karena terlibat penjualan amunisi ke masyarakat.