ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

PON XX Papua

Bidang Sosial Budaya: Pengambilan Penari PON XX Papua Berdasarkan Legalitasnya

Kota Jayapura terdata 50 sanggar tari, Kabupaten Jayapura 20 sanggar tari, Mimika 20 sanggar tari, dan Kabupaten Merauke 20 sanggar tari.

Penulis: Zaneta Chrestella Mirino | Editor: Roy Ratumakin
TRIBUN-PAPUA.COM/ Tirza Bonyadone
Ilustrasi -- Ferry Mandosir saat ditemui di Komplek Kantor Gubernur. Sanggar Tari Vans Palara, foto diambil oleh Ronny Bubui, (26/11/2020).   

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Tirza Bonyadone

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Bidang Sosial Budaya sejak akhir tahun 2020, telah melakukan identifikasi sanggar seni budaya yang dimiliki oleh empat kluster jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Mengingat jumlah sanggar tari cukup banyak, membuat pihak Sosial Budaya melakukan pemilahan lebih lanjut.

Setidaknya untuk Kota Jayapura terdata 50 sanggar tari, Kabupaten Jayapura 20 sanggar tari, Mimika 20 sanggar tari, dan Kabupaten Merauke 20 sanggar tari.

Baca juga: Melalui PON XX Papua, Kekayaan Budaya Setiap Suku Harus Ditonjolkan

Koordinator Sosial Budaya Enrico Yori Kondologi (40), mengatakan pada saat melakukan identifikasi pihaknya telah mengumpulkan setidaknya 100 lebih sanggar.

“Kami mengecek setiap sanggar harus memiliki legalitas mulai dari akta notaris, didirikan sejak tahun berapa, menghasilkan berapa banyak karya dan juara yang diperoleh,” kata Yori kepada Tribun-Papua.com, Jumat (27/8/2021).

Melalui data yang telah terkumpul dan penyaringan, maka dilakukannya Memorandum of Understanding (MoU), perjanjian formal yang dibuat di antara dua pihak atau lebih.

“Dari verifikasi tersebut setidaknya untuk klaster kota dan kabupaten dan memutuskan 37 sanggar akan digunakan dalam ajang nasional, dari 100 lebih,” ujarnya.

Dari sanggar-sanggar yang telah terkumpul ini, terbanyak dari Kota Jayapura.

“Tidak hanya dari wilayah Humboldt atau Port Numbay, ternyata ada sanggar dari Saireri, Asmat, Tua tua orang Dani, Suku Meh dan semua telah terakomodir di dalam,” pungkasnya.

Baca juga: Jelan PON XX 2021, BUMN Diharapkan Dapat Melihat Tempat Wisata yang Kurang Terawat 

Yori menjelaskan, dari Kota Jayapura sendiri menunjukan kekayaan tari-tariannya bahkan Kabupaten Jayapura, yang dirasa terkumpul banyak justru sangat sedikit.

“Yang paling banyak terkumpul untuk kabupaten sendiri hanya di Sentani saja, berbeda dari Depapre dan Genyem belum membentuk sanggar lebih kepada tarian kelompok berdasarkan kampung dan suku,” tukasnya.

Ia menjelaskan, dari sini setiap sanggar dan kelompok memiliki spesifikasi yang berbeda misalnya sanggar, kepengurusannya lengkap.

Sedangkan penari berdasarkan kelompok lebih kepada adatnya dan bersifat situasional.

“Seperti Festival Danau Sentan, Festival Homboldt P itu akan menggunakan setiap perwakilan dari Kampung Enggros Tobati dan murni adat. Sayangnya, mereka tidak punya pengelola atau lembaga,” ucapnya.

Sementara itu, setiap sanggar yang telah dibentuk dan dipersiapkan ini, nantinya sudah mulai menampilkan performa pada saat PON berlangsung.

“Jadi sudah ada fokusnya sendiri dan dipersiapkan untuk menari dalam ajang ini, ke depannya kami berharap ada sanggar-sanggar lain yang terbentuk agar siap dipakai,” harapnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved