ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemuda di Cilacap Ngamuk dan Serang Ibu Kandung hingga Tewas, Polisi: Emosi Sering Diomelin

Seorang pemuda berinisial RS (23) di Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacaptega membunuh ibu kandungnya sendiri.

instagram paraabdinegara
Petugas polisi dan warga menangkap pelaku pembunuhan di Cilacap yang membunuh ibunya sendiri, Rabu (8/9/2021). 

TRIBUN-PAPUA.COM - Seorang pemuda berinisial RS (23) di Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacaptega membunuh ibu kandungnya sendiri, Rabu (8/9) sekira pukul 10.00 WIB.

Persitiwa ini membuat gempar warga Jalan Kelinci Timur, Kelurahan Mertasinga.

Korban, Wasitoh (43), tewas mengenaskan dengan luka bacokan senjata tajam di lokasi kejadian.

Baca juga: Usahakan Anak-anak Pengungsi Maybrat Sekolah, Bupati Bernard Sagrim: Harus Kita Selamatkan Dulu

Pelaku pembunuhan, RS (23), tak lain anak kandung korban.

Saat ini pelaku telah ditahan oleh Polres Cilacap.

Kasatreskrim Polres Cilacap, AKP Rifeld Constantien Baba, dalam pesan singkatnya membenarkan kejadian tersebut.

"Seorang ibu dan dibunuh oleh anaknya. Satu tersangka sudah diamankan dan saat ini dalam penanganan Satreskrim Polres Cilacap bekerja sama dengan Unit Reskrim Polsek Cilacap Utara," ungkapnya.

Pelaku dikenal sebagai penjual bubur di daerah tersebut.

Dia tinggal di rumah kontrakan bersama adil dan ibunya.

Baca juga: Seorang Pria di Bonepuso Sulteng Tewaskan Istri dan Cucunya, Tetangga yang Lihat Juga Dibunuh

Baca juga: Kakak Korban Pesugihan di Gowa Sempat Dicekoki Air Garam, Babinsa: Kayak Habis Digebukin

Dalam video yang beredar di media sosial Instagram, @paraabdinegara, seusai membunuh ibu kandungnya sendiri, pelaku mencoba melarikan diri.

Namun polisi, TNI, dan para tetangga korban berhasil menangkapnya.

Menurut warga, kejadian nahas tersebut bermula saat korban sedang memasak di dapur.

Tiba-tiba pelaku yang setiap harinya berjualan bubur tersebut mengamuk dan membacok tubuh korban dengan sebilah parang.

Korban yang sudah bersimbah darah sempat berlari keluar rumah, tetapi pelaku yang sudah kalap membabi buta membacok leher dan kepala korban.

Kemudian korban pun meregang nyawa di depan rumah kontrakan.

“Saat kejadian korban sedang memasak sekitar pukul 10.00. Yang tahu persis depan rumah kontrakan, anaknya lari ke tempat situ,” kata Ketua RT 04 RW 06 Mertasinga, Kusaeri.

Dia mengatakan, tidak tahu persis pada saat kejadian.

Namun ia mendapat laporan dari warga setempat bahwa ada kejadian pembunuhan.

"Saya dilapori warga, dikiranya ada pengeroyokan ternyata ada bacok-bacok," katanya.

Baca juga: Lapas Tangerang Blok C2 yang Terbakar hanya Ada 1 Penjaga, Puluhan Napi Tewas Terjebak Api

Ia mengatakan, pelaku dan korban dikenal pendiam.

Selain itu para tetangga menganggap keduanya juga tidak pernah ada percekcokan sebelumnya.

"Dalam satu rumah itu ada empat orang. Suami istri dan dua anak. Si suami sedang berada di Kalimantan. Mereka di sini sudah ngontrak empat bulan," jelasnya.

Dia mengatakan, korban dikenal baik oleh masyarakat.

"Mereka (pelaku dan korban) jualan sama-sama, ibunya yang masak dan anaknya yang berdagang. Tapi anaknya dikenal pendiam," jelasnya.

AKBP Leganek Mawardi mengatakan motif pembunuhan adalah karena pelaku atau si anak merasa emosi dengan ibunya yang sering memarahi.

"Luapan emosi karena jarang diajak ngobrol sering diomelin, walaupun sudah bekerja berjualan bubur tapi tidak dianggap oleh keluarganya," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, dalam konferensi pers, Kamis (9/9/2021). 

(*)
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved