Rimbun Air Jatuh di Papua
Co-Pilot Rimbun Air yang Tewas saat Terbang di Langit Papua Tinggalkan Bayi Usia 10 Bulan
Anak saya intens komunikasi, terutama sama istri dan anaknya. Jadi setiap dia mau terbang atau landing dia sempat video call
TRIBUN-PAPUA.COM: Duka mendalam dialami keluarga besar Co-Pilot Rimbun Air, Mohammad Fajar Dwi Saputra yang meninggal akibat pesawat yang diawaki Kapten H Mirza menabrak gunung sesaat sebelum landing di Bandara Bilogai, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9/2021) lalu.
Dalam insiden pesawat ini, tiga orang meninggal dunia di antaranya Kapten H Mirza sebagai pilot, Mohammad Fajar Dwi Saputra sebagai Co-Pilot dan Iswahyudi sebagai teknisi.
Ketiganya ditemukan sudah tak bernyawa bersama pesawat yang mereka tumpangi di kawasan pegunungan Intan Jaya.
Baca juga: Kapten H Mirza Akhirnya Dimakamkan di Kota Bogor
Pesawat Rimbun Air itu ditemukan di ketinggian 2.400 meter dalam kondisi hancur dengan jarak 5 km dari Bandara Bilogai ke arah Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya.
Di balik kecelakaan pesawat ini, kisah dan ada duka mendalam di keluarga serta kerabat korban satu di antaranya Kopilot Rimbun Air Mohammad Fajar Dwi Saputra.
Pesawat bermuatan cargo bahan bangunan itu ditemukan tim SAR pada koordinat 3.44.45 S – 136.59.59 E.
Co-Pilot yang masih berusia 26 tahun itu rupanya meninggalkan buah hatinya yang masih berusia 10 bulan.
"Sudah menikah, punya seorang putra baru umur 10 bulan," kata Sri Purwati, ibunda almarhum Fajar saat dijumpai di rumah duka Kampung Bojong Rawa Lele, Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, dikutip Tribun-Papua.com dari laman TribunNewsBogor, Kamis (16/9/2021).
Menurutnya, putra bungsunya itu sempat menelepon istri dan anaknya yang baru berusia 10 bulan sebelum melakukan penerbangan.
Baca juga: 3 Kru Pesawat Rimbun Air Ditemukan, Kapolres Intan Jaya: Pilot, Kopilot dan Mekanik Semua Meninggal
"Anak saya intens komunikasi, terutama sama istri dan anaknya. Jadi setiap dia mau terbang atau landing dia sempatkan video call," kenangnya.
Bahkan sebelum penerbangannya yang terakhir, kebiasaan Fajar menelepon istrinya tetap dilakukan.
Sri mengatakan, Fajar selalu rindu dengan putra kecilnya.
Baca juga: Butuh 7 Jam Jalan Kaki ke Lokasi Jatuhnya Pesawat Rimbun Air
Setiap video call, dia ingin melihat wajah sang anak dan mengetahui kabar keluarga di rumah.
"Karena sedang punya anak kecil ya, lucu-lucunya. Terakhir komunikasi dengan istrinya waktu Jakarta jam 3 pagi ya. Dia mau berangkat terbang itu dia sempat komunikasi video call dengan istrinya," jelas Sri.
Gagal Masuk Akpol