Rimbun Air Jatuh di Papua
Co-Pilot Rimbun Air yang Tewas saat Terbang di Langit Papua Tinggalkan Bayi Usia 10 Bulan
Anak saya intens komunikasi, terutama sama istri dan anaknya. Jadi setiap dia mau terbang atau landing dia sempat video call
Co-Pilot Rimbun Air Mohammad Fajar Dwi Saputra dikenal sebagai pribadi yang pantang menyerah.
Sempat gagal masuk Akademi Kepolisian (Akpol), ia terus berjuang menapaki karier di dunia penerbangan.
Ibunda Fajar, Sri Purwati bercerita, sejak kecil putranya bercita-cita menjadi seorang polisi atau tentara. Usai lulus sekolah, Fajar pernah mengikuti tes masuk Akpol namun gagal di tahap akhir.
"Anak saya dari kecil awalnya (ingin berkarier) di angkatan (kepolisian), kemudian sempat mau masuk Akpol jadi sudah sampai tahap pantukhir (penentuan tahap akhir) dia gagal," kata Sri.
Tidak berhenti sampai di situ, Fajar kemudian meminta izin masuk kepolisian melalui jalur Bintara Polri.
Namun, Keinginannya tidak disetujui keluarga. Cita-cita menjadi seorang polisi kemudian dia tinggalkan, tetapi tekadnya menjadi sukses tidak berhenti sampai di situ.
Baca juga: Ini Kronologis Pesawat Rimbun Air yang Jatuh di Intan Jaya Papua
Fajar akhir memilih menekuni dunia penerbangan, dia ingin menjadi seorang pilot dan masuk ke sekolah penerbangan Alfa di Halim Perdana Kusuma.
"Dia mau masuk polisi pakai jalur brigadir saya tidak perbolehkan. Kemudian dia pilih masuk sekolah pilot," kata Sri.
Fajar menempuh pendidikan pilot dari 2013 dan lulus 2015, karier pertamanya bekerja di maskapai penerbangan dimulai di Aviastar sejak 2017.
Di maskapai Aviastar, Fajar menapaki karier di dunia penerbangan selama kurang lebih tiga tahun. Baru pada Januari 2020, dia bekerja di maskapai Rimbun Air. (*)