PON XX Papua
Prokes PON Papua Diperketat, Atlet Datang H-3 dan Pulang H+3 Setelah Pertandingan
Protokol kesehatan menjadi hal wajib yang benar-benar harus diterapkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
TRIBUN-PAPUA.COM - Protokol kesehatan menjadi hal wajib yang benar-benar harus diterapkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto menuturkan untuk itu pihaknya bersama dengan Kemenkes dan Satgas Covid-19 terus memonitor penerapan protokol kesehatan di PON Papua nanti.
Hal ini agar tidak adanya klaster baru di Papua saat ajang PON XX.
Baca juga: Yulianus Dwa: Suksesnya PON XX Papua Diawali Vaksinasi bagi Masyarakat
Baca juga: Demi Raih Medali Emas di PON XX, Pemusatan Latihan Para Atlet Tim Voli Putri Dilakukan di luar Papua
“PON ini sudah tinggal menghitung hari, tanggal 2 (Oktober) sudah pembukaan oleh pak Presiden tapi ada banyak hal yang harus kita selesaikan dalam arti kepanitiaan itu ada di PB PON bersama dengan KONI tapi kami supervisi agar sesuai dengan target dan harapan Bapak Presiden harus sukses, kata sukses itu adalah soal protokol kesehatan,” kata Gatot dalam bincang-bincang kesiapan Prokes Covid-19 PON bersama BNPB Indonesia, Kamis (23/9/2021).
"Nah. yang paling menarik bahwasanya ini adalah gawe yang sangat besar sekali tapi jangan sampai menimbulkan kluster baru di Papua, kami tidak ingin ada cerita gara-gara PON ada kluster baru di sana, terus covid yang sudah menurun malah jadi naik,” sambungnya.
Gatot menyadari, protokol kesehatan dalam menggelar event olahraga terlebih multievent memang sangat tepat bila mengadopsi aturan yang sebelumnya diterapkan oleh Jepang pada Olimpiade 2020.
Akan tetapi menurutnya, aturan tersebut tak bisa semuanya diterapkan di PON mengingat banyak kendala salah satunya soal anggaran.
Baca juga: Tokoh Pemuda : Ayo Masyarakat Suskseskan PON XX Papua Melalui Vaksin
Baca juga: Presiden Jokowi Dipastikan akan Membuka Gelaran PON XX Papua pada 2 Oktober 2021
Meskipun demikian ada aturan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di Papua, yakni setiap atlet sudah ditentukan baik datang dan kembalinya.
“Memang kami tidak copy paste seperti yang di Tokyo. Atlet din sini itu cukup sebelum berangkat dari daerah-darah itu tes PCR, kemudian di sana begitu tiba di perkampungan atlet akan ada pengecekan lagi,” kata Gatot.
“Untuk mengurangi risiko penyebaran (covid-19) Kami buat aturan ketat bersama satgas dan PMK. Contohnya atlet datang H-3 dan pulang H+3, itu sudah harus pulang, tidak ada kata solidaritas kontingen dulu,” pungkasnya.
(*)