Kisah Bocah 10 Tahun di Sumut Suka Minum Bensin hingga Makan Paku, Tubuhnya Pernah Terbakar
ARY, anak laki-laki berusia 10 tahun di Tanjungbalai, Sumatera Utara, memiliki kebiasaan yang tak lazim.
Jika sedang tidak bekerja, Uci selalu bersama anaknya di dalam rumah dan pintu selalu ditutup.
Begitupun ketika anaknya ingin bermain di luar rumah, selalu dalam pantauan.
Hal tersebut dilakukan karena ARY selalu ingin pergi dari rumah.
"Saya tutup pintu, menjaga dia jangan keluar. Karena kalau dia keluar, dia enggak pernah mau pulang. Dia ikuti ke mana arah kakinya, ke situ dia. Dia sempat pergi jauh. Nanti pergi dengan pakaian lengkap, nanti pulangnya enggak lengkap lagi. Pernah dia pergi sampai ke Bendang, Kapias, Koramil 17, Sungai Dua, Batu Lima. Itu jauh kali dari rumah," ujar Uci.
Beruntung, di sejumlah daerah masih banyak yang mengenali ARY.
Kejadian terakhir pada Jumat pekan lalu. Pada malam sebelumnya, Uci yang bekerja sebagai penata rias pengantin pulang pukul 01.00 WIB dan tidur pukul 01.30 WIB. Dia bangun pukul 06.00 WIB.
Saat bangun, Uci menyadari anaknya sudah tidak ada di rumah. Seisi rumah bingung dan kesulitan mencari ARY.
Baca juga: 5 Fakta Prajurit TNI AD Tewas saat Lerai Perkelahian, Kronologi hingga Hukuman Pelaku
"Jadi saya pun mau lapor polisi percuma karena belum 24 jam, saya bingung. Kalau anak normal saya tunggu sampai balik. Tapi ini kan enggak anak normal. Saking bingungnya, mau tak mau, malu tak malu saya unggah di Facebook saya dan selang setengah jam ada yang kasih tahu keberadaannya," kata Uci.
Saat Uci menuju lokasi yang dimaksud, orangtua adik iparnya melihat ARY berada di Jalan Sudirman, tepatnya di depan kantor Kejaksaan Negeri Tanjung Balai.
Saat akan dijemput, ARY menyeberang tanpa peduli lalu lalang kendaraan. Saat itu, ARY sedang memegang botol berisi bensin.
"Di situ pakaian dan badannya bau parit. Entah disiram pakai air parit atau dimasukkan ke parit lah. Udah itu mulutnya bengkak dan ada bekas tamparan di pipinya. Saya sebagai orangtua mau kek manapun kekurangannya, saya sangat sedih. Kok sampai hati kali lah gitu. Tapi iya lah, mungkin orang khilaf atau dia buat kesalahan," kata Uci.
Uci menyerah
Uci mengaku kadang menyerah dengan keadaan ARY.
Bahkan pernah terlintas di benak Uci, dia rela ARY "dipanggil" Tuhan jika benar Tuhan menyayangi anaknya itu.
"Orang kadang bilang dikurung lah. Orang yang tak mengalami yang saya alami mudah bicara. Ini sangat berat, kadang saya menyerah. Gini, kalau Tuhan sayang dengan dia, udah lah ambil lah dia. Hanya saja, saya minta jangan sempat dia enggak nampak sama saya. Kalau mau ambil nyawa dia, ambil di depan saya. Karena saya rasa penderitaan dia itu cukup banyak," kata Uci.
Baca juga: 16 Hari Hilang dan Ditemukan Tinggal Kerangka, Wanita di Kaltim Dirampok dan Dibunuh Kekasihnya
Anak lainnya normal
ARY merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Empat anak Uci tumbuh normal.
Satu di antaranya meninggal dunia. Kakak ARY yang paling besar sudah duduk di bangku SMA.
Kemudian saudara ARY lainnya sudah masuk SMP dan adiknya yang paling kecil berusia tiga tahun kini sudah lebih jelas ketika berbicara.
Berbagai pengobatan dari obat kampung sampai rumah sakit sudah dilakukan. Namun, hasilnya nihil.
"Harapan saya, mudah-mudahan ada yang bantu kami supaya anak saya sembuh, normal, bisa sekolah seperti anak lainnya. (supaya) Dia enggak terpikir lagi dengan kecanduan bensin. Kalau lah ada yang bisa bantu, cuma Allah yang bisa balas. Saya tak bisa balas," ucap Uci.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Bocah 10 Tahun Minum Bensin Selama 5 Tahun, di Usia Setahun Makan Paku dan Pecahan Beling"