Maskapai Penerbangan
Garuda Indonesia Terancam Bangkut, Miliki Utang Rp70 Triliun
Garuda Indonesia di ambang kebangkrutan. BUMN ini terlilit utang yakni di atas Rp 70 triliun. Kondisi keuangan semakin babak belur karena anjloknya.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Garuda Indonesia di ambang kebangkrutan. BUMN ini terlilit utang yakni di atas Rp 70 triliun.
Kondisi keuangan semakin babak belur karena anjloknya jumlah penumpang di masa pandemi Covid-19.
Belum lagi, dikutip Tribun-Papua.com dari laman Kompas dimana Garuda Indonesia juga harus melawan berbagai tuntutan PKPU di pengadilan dari para kreditur dan lessor yang bisa berujung pada status pailit.
Namun jika menilik ke belakang, sebenarnya sudah banyak perusahaan maskapai di Indonesia yang bertumbangan.
Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri Hadiri Vaksinasi dan Baksos Akabri 1990
Penyebabnya beragam, antara lain masalah keuangan, terjerat utang, salah manajemen, kalah bersaing, kecelakaan pesawat, hingga dicabut izinnya oleh pemerintah.
1. Adam Air
Di masa jayanya, perusahaan swasta ini sempat disebut-sebut sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier terbaik di Indonesia.
Jangkauan rute maupun penambahan armada pesawatnya terbilang ekspansif sejak didirikan pada tahun 2002.
Namun sebuah kecelakaan naas membuat reputasi Adam Air langsung ambruk seketika.
Saat itu, pesawat Adam Air KI 457 rute Jakarta-Manado mengalami insiden kecelakaan di atas perairan Majene setelah hilang dari radar.
Seluruh penumpang dan awaknya yang berjumlah 102 orang meninggal.
Tak lama setelah kecelakaan tersebut, pemerintah mencabut izin terbangnya pada 19 Juni 2008 yang menandai berhentinya operasional Adam Air di Tanah Air.
Baca juga: Tukang Ojek yang Rudapaksa Relawan PON Papua, Terancam 12 Tahun Penjara
Merpati merupakan maskapai penerbangan milik pemerintah yang beroperasi sejak era Presiden Soekarno, tepatnya perusahaan ini didirikan pada tahun 1962.