ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Nasional

Isak Tangis Munir Kartono, Menyesal Danai Kasus Bom Bunuh Diri di Mapolresta Solo 2016

Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto mengatakan dana untuk aksi teror di Solo dan Bali tidak sampai nominal Rp 5 juta.

Tribun-Papua.com/Tribun Network
Munir Kartono dan Ipda Bambang Adi Cahyanto saat berpelukan di Balaikota Solo, Kamis (4/11/2021). 

Setelah tanda pangkat diganti, Tito menyerahkan piagam penghargaan kepada Bambang yang sekarang sudah berpangkat Aipda.

Setelah prosesi penyematan tanda pangkat, Bambang kembali ke posisi awal, di pojok kanan gedung Borobudur Mapolda Jateng.

Sesaat setelah Kapolri meninggalkam gedung, rekan-rekan Bambang satu persatu menyalami.

Kronologis Penangkapan Munir Kartono

‎Rabu (17/8/2016) Densus 88 Mabes Polri menangkap seorang teroris bernama Munir Kartono.

Munir Kartono diamankan di Jalan Mercedes Benz dekat Mapolsek Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat sekitar pukul 09.17 WIB.

Munir diduga terlibat dalam serangkaian kegiatan seperti mengirim sejumlah uang atau dana untuk Ibrohim alias Dwi Atmoko yang diamankan di Lampung, Selasa (16/8/2016).

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar menuturkan Munir ditangkap karena masih ada kaitan dengan tersangka bom bunuh diri di Polresta Surakarta, Nur Rohman.

"Munir ini berperan mengirim sejumlah uang untuk teroris Ibrohim atau Dwi Atmoko yang ditangkap di Lampung," kata Boy di Mabes Polri, tahun 2016 lalu.

Uang yang dikirimkan Munir digunakan untuk membelikan bahan material bom dan biaya transportasi pengiriman bom yang dibawa Ibrohim kepada Nur Rohman.

Baca juga: Tolak Oxford United, Ini Alasan Utama Ricky Cawor Gabung Persipura

Selain itu, peran lainnya, Munir mengatur pertemuan Ibrohim dengan Nur Rohman di Solo, Jawa Tengah.

"Munir adalah anggota JAD, anak buah Aman Abdurrahman, napi teroris di Lapas Nusakambangan," kata Boy.

Biaya Bom Bunuh Diri Tak Sampai Rp 5 Juta

Tidak butuh dana banyak bagi kelompok teroris jaringan Nur Rohman untuk melakukan aksi terornya.

Seperti diketahui, selain beraksi di Polresta Surakarta selanjutnya kelompok mereka akan beraksi di Bali.

Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto mengatakan dana untuk aksi teror di Solo dan Bali tidak sampai nominal Rp 5 juta.

"Dana terkait Solo dan Bali tidak banyak, hanya sekitar Rp 5 juta, kurang bahkan, hanya Rp 4.900.000. Ini pengiriman dana dari jaringan ini untuk aksi di dua lokasi," ujar Agus, Jumat (19/8/2016) di Mabes Polri.

Agus mengatakan Densus 88 Mabes Polri masih menelusuri apakah ada dana dari luar termasuk dari Suriah, atau hanya dari jaringan ini.

"Kan ada beberapa buku tabungan yang juga kami sita. Ini akan ditelusuri dananya dari kelompok ini sendiri atau dari jaringan lain," ungkapnya.

Pascateror bom bunuh diri di halaman Polresta Surakarta sehari sebelum Lebaran yang menewaskan Nur Rohman dan melukai seorang anggota Polri, Densus 88 terus melakukan pengusutan pada jaringan ini.

Selang beberapa lama, ditangkap lima teroris kelompok Batam yang juga masih ada hubungannya dengan Nur Rohman

Lalu, pada Senin (15/8/2016) lalu, Densus 88 mengamankan seorang terduga teroris yang adalah warga Lampung.

Terduga teroris itu yakni Dwiatmoko alias Abu Ibrahim Al Atsary, warga Dusun I Garejo RT 02 RW 01 Desa Bumi Raharjo Kec Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah.

Baca juga: Angka Buta Huruf di Papua Masih Tinggi, Pemerintah Daerah Diminta Beri Perhatian Serius

Dwiatmoko ditangkap di warnet miliknya, yakni Warnet Az-Zahra jalan Raya Punggur Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah, Lampung.

Keterlibatan Dwiatmoko yakni, terlibat bom bunuh diri Mapolresta Surakarta.

Dan merupakan close contact Bahrun Naim yang telah siap bom dan akan melakukan amaliyah. (*)

(Tribunsolo.com, Fristin Intan Sulistyowati/Tribunnews, Wik)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tangis Penyesalan Munir Kartono, Penyandang Dana Kasus Bom Bunuh Diri di Mapolresta Solo Tahun 2016,

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved