ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

BNPB Ungkap Penyebab Banjir Bandang yang Tewaskan 7 Orang di Kota Batu

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan alasan banjir bandang yang terjadi di Kota Batu, Jawa Timur.

Editor: Claudia Noventa
KOMPAS.COM/ANDI HARTIK
Situasi penanganan banjir di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021) malam. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan alasan banjir bandang yang terjadi di Kota Batu, Jawa Timur.

Diketahui, banjir bandang tersebut menelan sebanyak 7 korban jiwa.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, banjir bandang disebabkan adanya bendung alam yang jebol di kawasan hulu.

Pria yang akrab dipanggil Aan menambahkan, berdasarkan survei udara terdapat bekas tanah longsor yang terjadi di tebing-tebing hutan yang menjadi hulu sungai.

Baca juga: 2 Karyawan Curi Ratusan Miras Senilai Rp 500 Juta untuk Bayar Cicilan, Dilakukan selama 4 Bulan

Baca juga: 16 Kejahatan Pimpinan OPM, Undius Kogoya dari Bunuh Warga Sipil Hingga Aparat Gabungan

Material longsor itu jatuh ke sungai purba atau sungai mati yang tidak teraliri air.

Material longsor juga membentuk bendung alam yang menahan laju air.

Jembolnya bendung alam akibat intensitas hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan banjir bandang di sepanjang aliran sungai tersebut.

"Sehingga saat terjadi curah hujan yang tinggi, bendung-bendung alami tersebut tidak mampu menahan dan hancur. Karena itu, terjadi banjir yang membawa volume air besar, material pasir dan pohon tumbang," kata Abdul kepada wartawan, Minggu (7/11/2021).

Selain itu, perkebunan warga dengan tanaman semusim dinilai ikut memperparah keadaan. Kebun yang ada di lereng aliran sungai itu menciptakan sedimen lumpur yang ikut terbawa arus sungai saat banjir bandang.

Karena itu, BNPB merekomendasikan supaya di setiap lereng kebun semusim ditanami tanaman dengan akar yang kuat.

"Menanam pohon keras berakar kuat di pinggir atas lereng tebing terutama di pinggir kawasan kebun semusim. Pohon-pohon dengan nilai ekologis dan ekonomis," katanya.

Temuan BNPB ini sama dengan yang diungkapkan oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Muhammad Rizal.

Dia mengatakan, intensitas hujan yang tinggi itu diperparah dengan daerah resapan di hulu sungai yang mulai rusak. Akibatnya, banjir membawa material lumpur, batu dan kayu.

"Curah hujan yang cukup tinggi ini diperparah dengan kondisi tangkapan airnya yang sudah terbuka itu menyebabkan banyak sekali erosi tanah dan batu, kemudian juga kayu-kayu yang memang perlu diperbaiki supaya itu tidak terjadi lagi," katanya.

Rizal menjelaskan, erosi akibat kerusakan daerah resapan itu menimbulkan bendungan alami di aliran sungai.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved