ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sejarah

Apa itu Kolonialisme?: Pengertian, Latar Belakang dan Hubungan Imperialisme

Tujuan kolonialisme untuk mencapai kekuatan dominan di berbagai bidang kehidupan, baik politik, ekonomi, sumber daya alam, maupun sumber daya manusia.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Ilustrasi masa penjajahan Belanda ke Indonesia. () 

Saat itu, Cornelis de Houtman berhasil mendarat di Banten.

Namun, sikapnya yang kurang ramah dan terkesan memonopoli membuat Sultan Banten marah.

Kemudian, terjadilah perlawanan rakyat Banten.

Setelah ekspedisi yang dianggap gagal tersebut, Belanda kembali ke Indonesia dengan dipimpin oleh Jacob van Neck pada tahun 1598-1600.

Ia berhasil menguasai daerah Maluku.

Keberhasilan van Neck mendatangkan banyak pedagang Belanda di Indonesia.

Litografi tugu peringatan Pieter Erberveld (1888-1889)
Litografi tugu peringatan Pieter Erberveld (1888-1889) (Tribun-Papua.com/Istimewa)

4. Inggris

Setelah negara-negara Eropa lainnya berhasil mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia, Inggris melakukan perjalanan menuju Indonesia.

Pelayaran Inggris dipimpin oleh tokoh ternama, yaitu Sir Henry Middleton (1604) dan James Cook (1770).

Henry Middleton mendapatkan rempah-rempah seperti lada dan cengkeh di Banten, Tidore, Ternate dan Ambon.

Sedangkan James Cook di Batavia.

Hubungan Kolonialisme dan Imperialisme

Kolonialisme erat hubungannya dengan imperialisme.

Menurut National Geographic, imperialisme adalah kebijakan atau etos penggunaan kekuasaan dan pengaruh untuk menguasai bangsa atau rakyat lain yang mendasari kolonialisme.

Sehingga, kolonialisme didefinisikan sebagai "kontrol oleh satu kekuatan atas wilayah atau orang-orang yang bergantung."

Hal itu terjadi ketika satu bangsa menaklukkan bangsa lain, menaklukkan dan mengeksploitasi penduduknya.

Biasanya, penjajah juga memaksakan bahasa dan nilai-nilai budayanya sendiri kepada rakyat jajahan.

Dampak Kolonialisme

Pemerintah kolonial berinvestasi dalam infrastruktur dan perdagangan dan menyebarluaskan pengetahuan medis dan teknologi.

Beberapa bangsa penjajah mendorong keaksaraan, adopsi standar hak asasi manusia Barat, dan memperkenalkan sistem pemerintahan yang demokratis.

Namun, dampak buruknya adalah pemaksaan dan asimilasi.

Dampak lainnya meliputi degradasi lingkungan, penyebaran penyakit, ketidakstabilan ekonomi, persaingan etnis, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Biasanya masalah pelanggaran HAM adalah yang bertahan lebih lama daripada kekuasaan bangsa penjajah itu sendiri. (*)

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved