Rusia Vs Ukraina
Harga Alumunium, Minyak Mentah, hingga Gandum, Terus Bergerak Naik di Pasar Global
Pedagang, bank, dan pemilik kapal semakin menghindari bisnis dengan Rusia karena kesulitan mengamankan pembayaran.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Invasi militer yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina membuat harga komoditas di pasar global terus mengalami peningkatan.
Mengutip Bloomberg, Jumat (4/3/2022), harga minyak mentah hingga aluminium dan gandum melonjak.
Hal ini disebabkan harga bahan mentah mengalami lonjakan mingguan paling menakjubkan sejak 1974 dan hari-hari krisis minyak.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Indonesia Terus Meroket
Sekadar informasi, Rusia adalah pemasok utama minyak mentah, gas alam, biji-bijian, pupuk dan logam seperti aluminium, tembaga dan nikel.
Pedagang, bank, dan pemilik kapal semakin menghindari bisnis dengan Rusia karena kesulitan mengamankan pembayaran.
Sementara jalur pelayaran membatalkan atau tidak menerima pemesanan dari wilayah tersebut.
Baca juga: Rusia dan Belarus Dilarang Ikut Paralimpiade China, Panitia Pulangkan Semua Atlet Kedua Negara
Minyak West Texas Intermediate melonjak hampir 5 persen karena para pedagang menilai tingkat keparahan serangan pembangkit nuklir UKraina yang dilakukan Rusia pada Jumat pagi.
Harga pun naik 20 persen minggu ini karena pembeli global menghindari minyak mentah dan bahan bakar Rusia, memicu perlombaan untuk pasokan alternatif.
Sementara itu, JPMorgan Chase & Co mengatakan patokan global minyak mentah Brent bisa mengakhiri tahun di US$ 185 per barel jika pasokan Rusia terus terganggu.
"Harga berada di sekitar US$ 112 per barrel pada hari Jumat.
Baca juga: Kecam NATO soal Zona Larangan Terbang, Zelensky: Mereka Beri Lampu Hijau Pengeboman Rusia di Ukraina
“Saat ini, 66 persen minyak Rusia sedang berjuang untuk menemukan pembeli,” kata analis JP Morgan termasuk Natasha Kaneva dalam catatannya.
Dalam jangka pendek, analis menilai skala guncangan pasokan begitu besar sehingga harga minyak perlu mencapai dan bertahan di US$ 120 per barel selama berbulan-bulan untuk mendorong penghancuran permintaan, dengan asumsi tidak akan ada pengembalian segera barel minyak mentah Iran.
Tak hanya minyak, gandum pun melonjak ke level tertinggi sejak 2008 di tengah kekhawatiran yang mendalam akan kekurangan global karena perang Ukraina memotong sekitar seperempat dari ekspor dunia bahan pokok yang digunakan dalam segala hal mulai dari roti hingga kue dan mie.
Harganya melonjak oleh batas pertukaran di Chicago, naik 6,6 persen menjadi US$ 12,09 per gantang.
Baca juga: Rusia akan Kirim 1.000 Tentara Bayaran ke Ukraina, AS: Mereka Dipekerjakan
Logam dasar juga menguat lebih lanjut setelah LMEX Metals Index, yang melacak enam kontrak utama, melonjak ke rekor pada hari Kamis.