ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Terkini

Masyarakat Butuh Edukasi, Wasti Wabiser : Stop Kekerasan Terhadap Anak

Masyarakat perlu diedukasi agar kekerrasan terhadap anak bisa ditekan dan tak dianggap sepeleh

Penulis: Zaneta Chrestella Mirino | Editor: Maickel Karundeng
Tribun-Papua.com/Patricia Laura Bonyadone
Pejabat Fungsional Ahli Madya Penyulu Sosial (Pensos) Wasti Wabiser 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Tirza Bonyadone

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Masyarakat perlu terus diedukasi agar kekerasan terhadap anak bisa ditekan dan tak dianggap sepeleh

Berdasarkan data dari Dinas Sosial, Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Papua, kasus kekerasan seksual terhadap anak meningkat secara signifikan selama beberapa tahun terakhir.

Tercatat sekitar 4.000 kasus kekerasan seksual sejak tahun 2012 hingga 2021.

Baca juga: Penjambretan di Kompleks Perumahan Grya Intan, Seorang IRT Kehilangan Tas Berisi Sejumlah Barang

Namun, nyatanya hal ini masih dianggap tabu atau sepeleh bagi sebagian orang.

Pejabat Fungsional Ahli Madya Penyulu Sosial (Pensos), Wasti Wabiser mengatakan, masyarakat perlu mendapatkan edukasi yang baik terkait hal ini.

"Ini lah yang masih kurang, masyarakat harus diberikan edukasi supaya paham dengan benar," kata Wasti Wabiser kepada Tribun-Papua.com, Kamis (17/3/2022).

Baca juga: Seorang Mahasiswa di DIY Jadi Muncikari Prostitusi Online, Jual 2 Teman Nongkrongnya Rp 2,5 Juta

Tak hanya itu, dia meminta kepada masyatakat untuk tidak menganggap hal ini sepeleh.

"Stop dengan kalimat sudah biasa, orang kita harus banyak disosialisasikan. Karena banyak kasus terdahulu yang pernah terjadi, anak hamil duluan dan mengalami tindak kekerasan malah takut melapor," ujarnya.

Baca juga: Persipura Akhirnya FINISH

Menurutnya, kebanyakan anak-anak apabila telah melakukan hal yang salah takut untuk melaporkan kepada orangtua.

"Itu lah, anggapan bikin malu orangtua harus kita soroti. Anak-anak harus digandeng serta diarahkan," kata Wasti disela-sela lokakarya Tokoh Adat dan Agama dalam pencegahan serta penanganan kasus kekerasan anak di Provinsi Papua.

Baca juga: Jalan Rusak Kemiri-Depapre Tak Diperbaiki, Masyarakat Adat Hentikan Operasi Galian C di Sentani

Untuk itu, ia berharap, agar berkembangnya zaman di era digital pemahaman seputar kekerasan seksual, pada anak tetap menjadi sorotan.

"Perkembangan teknologi bisa memicu kekerasan seksual, akses semakin meluas bagi usia mana pun. Sehingga ini tetap edukasi harus berjalan," tambah dia.(*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved