Papua Terkini
Kunjungi Hutan Adat Perempuan di Kampung Tobati, Ini Kesan Tan Monj Port Numbay 2022
Sudah tinggal bertahun-tahun di Kota Jayapura, namun belum tahu keberadaan Hutan Adat Perempuan di Kampung Tobati Kota Jayapura.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Guna membantu memajukan pariwisata Kota Jayapura, Tan Monj Port Numbay 2022 berkunjung ke Hutan Adat Perempuan di Kampung Tobati, Distrik Jayapura Selatan.
Kepada Tribun-Papua.com Senin (21/3/2022), Tan Port Numbay 2022 Rasta Mario Alessandro Mandabayan mengatakan ia dan 9 rekannya mengunjungi Hutan Adat Perempuan, karena ingin membuat video project.
"Teman-teman Tan Monj Port Numbay 2022 sepakat untuk mengangkat cerita Hutan Adat Perempuan. Sekaligus kami berkunjung karena jujur beberapa dari kami termasuk saya baru tahu Hutan Adat Perempuan di Pantai Hamadi," jelasnya.
Baca juga: Satu Dekade Ajang Tan Monj Port Numbay, Sandiaga Uno Acungi Jempol Wali Kota Jayapura
Padahal Rasta mengaku sudah tinggal bertahun-tahun di Kota Jayapura, namun belum tahu keberadaan Hutan Adat Perempuan.
"Bagi saya Hutan Adat Perempuan harus dilestarikan karena tidak semua tempat memiliki hutan adat seperti milik Kota Jayapura ini," tuturnya.
Di hutan perempuan, Rasta dan rekan-rekan sejawatnya berdiskusi bersama perwakilan dari Komunitas Rumah Bakau Jayapura dan pengrajin Mahkota Khas Papua, Petronela Merauje.
Baca juga: Segera Akhiri Masa Jabatan, BTM Optimis Kota Jayapura ke Depannya Lebih Baik
Mereka bercerita banyak tentang sejarah Hutan Adat Perempuan.
"Kami diceritakan tentang Hutan Adat Perempuan. Setelah itu kami diajak dan ditemani masuk ke dalam hutan menggunakan rakit untuk melihat-lihat," terang Rasta.
Pria berdarah Serui itu mengutarakan, tujuan mereka berkunjung untuk berdiskusi dan membuat video di Hutan Adat Perempuan, agar penonton khususnya di Kota Jayapura, lebih tahu Hutan Adat Perempuan.
"Kami melihat juga kondisi di dalam Hutan Adat Perempuan, serta mengedukasi masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan," jelasnya.
Baca juga: Kreativitas Mama Petronela: Manfaatkan Sampah, Merintis Usaha Mahkota Papua dari Nol
Saat berada di hutan mangrove, Rasta dan kawan-kawan merasa sangat terikat dengan alam, mereka mengungkapkan mendapat energi positif, setelah mengunjungi Hutan Mangrove Tobati di dekat Pantai Hamadi.
"Biasanya kan kami tinggal di tengah-tengah kota, dengan hiruk pikuk aktivitas, tetapi berada di hutan mangrove, kami merasa kembali menyatu dengan alam," akuinya.
Dari kunjungannya tersebut, Rasta berharap generasi muda memahami pentingnya mangrove atau bakau sebagai ekosistem pelindung bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
"Untuk itu ia berpesan supaya sama-sama bisa menjaga mangrove dan melestarikannya, untuk masa depan dan anak cucu di masa yang akan datang pula," tutupnya. (*)