Info Merauke
Warga Kanum Merauke Raup Untung dari Jualan Noken Berbahan Kulit Kayu Kot
Warga Suku Kanum yang mendiami wilayah perbatasan Republik Indonesia dan Papua New Guinea meraup untung dari menjual noken
Penulis: Yulianus Bwariat | Editor: Maickel Karundeng
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hidayatillah
TRIBUN-PAPUA.COM, MERAUKE - Warga Suku Kanum yang mendiami wilayah perbatasan Republik Indonesia dan Papua New Guinea (RI-PNG) di Distrik Sota, Kabupaten Merauke, meraup untung dengan menjual produk tas noken.
Wilhelmina Ndimar, salah satu warga Suku Kanum mengatakan, mama-mama Papua suku Kanum rutin menganyam tas noken.
Baca juga: Bocah 7 Tahun Tewas Dianiaya 2 Kakak Sepupunya, Pemukulan Terjadi Berkali-kali hingga Pelaku Lupa
“Banyak pengrajin disini karena bisa menambah pendapatan keluarga. Satu bulan bisa dapat Rp1 juta karena noken dijual dengan harga Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu,”kata Wilhelmina kepada Tribun-Papua.com, Jumat (14/4/2022) sembari menganyam tali tas noken.
Wilhelmina Ndimar menjelaskan, tas noken buatan masyarakat asli suku Kanum berbahan dasar kulit kayu kot.
Baca juga: Mulai Disalurkan, BLT Minyak Goreng Diupayakan Selesai Seminggu sebelum Lebaran
“Kulit kayu kot khusus untuk anyam. Mama cari dihutan lalu rendam di air, angkat tiriskan dan jemur kasih kering,"ujarnya.
"Kalau ukuran kecil, sehari bisa jadi 1 tas noken. Kalau tidak kerja lain-lain, siang sudah jadi,”katanya.
Baca juga: Petugas Sipir Temukan Hendphone Dalam Lapas, Narapidana Ini Mengamuk dan Buat Keributan
Perempuan asli Papua yang memiliki hubungan persaudaraan erat dengan suku kanum ini mengaku sudah lama menggeluti kerajinan menganyam tas noken. Wihelmina tak menyeut tahunnya.
“Peminatnya banyak. Ada wisatawan dari Jakarta dan Merauke. Rata-rata yang beli adalah pendatang yang mengunjungi PLBN Sota,” tambah dia. (*)