Pilpres 2024
Pilpres 2024, Tiket Presidensi SBY yang Sudah Expired Hidup Lagi, Kok Bisa?
Hasil survei itu membuktikan, SBY mendapatkan angka yang terbilang tinggi di Jawa Barat untuk elektabilitas calon presiden.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Siapa sangka Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, memiliki kans untuk ikut serta dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hal ini diungkapkan berdasarkan survei lembaga Institute Riset Indonesia (INSIS).
Menurut Peneliti Senior INSIS Dian Permata, kans ini ada lantaran wacana perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode yang masih bergulir hingga saat ini.
"Jika wacana itu tidak disetop dan lolos ke MPR, maka secara otomatis tiket presidensi SBY yang sudah expired akan hidup lagi. Soal, apakah SBY mau menggunakan, itu soal lain," kata Dian dalam keterangannya, Minggu (17/4/2022), dikutip dari Tribunnewswiki.com.
Baca juga: Kalahkan Jokowi dan Cak Imin, Eks Ketua Umum Partai Demokrat Punya Peluang Besar Nyapres di 2024
Wacana presiden tiga periode masih bisa masuk lewat amendemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Menurut Dian, potensi itu masih terbuka lebar karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum tegas menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
"Hal ini dapat dilihat masih wira-wirinya isu tersebut. Karenanya, sepanjang tiada ketegasan dari Jokowi, maka isu akan tetap bergulir," jelasnya.
Baca juga: SBY Disebut Bapak Perdamaian, Demokrat Ungkit Konflik Poso, Aceh, hingga Papua
Tidak sampai di situ, kans SBY makin besar dengan melihat hasil survei INSIS untuk elektabilitas calon presiden di Jawa Barat.
Hasil survei itu membuktikan, SBY mendapatkan angka yang terbilang tinggi di Jawa Barat untuk elektabilitas calon presiden.
Pendiri Partai Demokrat itu mendapatkan elektabilitas sebesar 10,09 persen, di bawah Prabowo Subianto yang dipilih masyarakat Jawa Barat sebesar 22,05 persen.
Baca juga: Ingat Ferdinand Hutahaean? Eks Politisi Demokrat Hari Ini Jalani Sidang Vonis Kasus Dugaan SARA
Kemudian, ada nama Jokowi dengan elektabilitas 6,14 persen untuk dipilih kembali.
Berikutnya ada nama Muhaimin Iskandar sebanyak 0,91 persen.
Adapun, responden yang belum memutuskan untuk menjawab dan rahasia sebanyak 66,82 persen.
"Dalam simulasi jika terjadi amendemen soal klausul tersebut (jabatan 3 periode), nama SBY disandingkan dengan peserta capres lainnya, maka angka SBY terbilang tinggi. Mengapa tinggi? Karena posisi SBY saat ini tidur. Alias tidak running campaign for president. Beda dengan nama capres lainnya yang memang ada real copras capres 2024," tutur Dian. (*)