ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemekaran Papua

Sambut Baik RUU DOB, Pendeta George : Bermanfaat dan Urgensi Bagi Masa Depan Papua

Sambut Baik RUU Daerah Otonom Baru, Pendeta George megatakan Bermanfaat dan Urgensi Bagi Masa Depan Papua

Istimewa
Ketua Sinode Gereja Kristen Nazarene (GKN) sekaligus Sekretaris Umum Persekutuan Gereja Gereja Jayapura (PGGJ) Kabupaten Jayapura, Pendeta George Sorontou. 

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI-Terkait Tiga Rancangan Undang-undang (RUU) Daerah Otonom Baru (DOB) di Papua menjadi RUU inisiatif DPR, yaitu RUU tentang Pembentukan Provinsi Papua Selatan, RUU tentang Pembentukan Provinsi Papua Tengah, dan RUU tentang Pembentukan Provinsi Papua Pegunungan Tengah pada 12 April 2022 lalu disambut baik pihak gereja.

Salah satunya datang dari Ketua Sinode Gereja Kristen Nazarene (GKN) sekaligus Sekretaris Umum Persekutuan Gereja Gereja Jayapura (PGGJ) Kabupaten Jayapura, Pendeta George Sorontou.

Baca juga: Nyaman di Persipura Jayapura, Pemain Asing Ini Akui Rela Main di Liga 2 jika Tak Terhalang Regulasi

Pendeta George Sorontou menjelaskan dengan lahirnya tiga RUU DOB di Papua tersebut, maka dengan sendirinya membawa manfaat dan urgensi bagi masa depan Papua menjadi lebih baik.

Lanjut dia, terutama di tujuh wilayah adat yang ada di Papua, yakni wilayah adat Tabi/Mamta, Saereri, Mee Pago, La Pago dan Animha.

“Wilayah adat Tabi Saereri biarkan orang Tabi Saereri memimpin dirinya sendiri. Di wilayah adat Mee Pago dan La Pago biarkan orang Mee Pago dan La Pago memimpin dirinya sendiri,"kata Sorontou melalui rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Jumat (22/4/2022).

Baca juga: Kolonel Priyanto Dituntut Penjara Seumur Hidup, Keluarga Korban Malah Kasihan ke Anak Buahnya

Demikian pula wilayah adat Animha biarkanlah orang Animha yang memimpin dirinya sendiri dan seterusnya,”ujarnya.

Dia mengatakan, dengan lahirnya tiga RUU DOB di Papua juga menguntungkan, lantaran akan muncul banyak regulasi keuangan, yang turun ke orang-orang Papua itu sendiri.

Namun demikian, kata dia, persoalannya hari ini adalah bagaimana orang Papua menyikapi berkat - berkat yang Tuhan berikan kepada mereka.

Baca juga: Datang ke Sorong, Deputi BNPP Paulus Waterpauw di Demo Mahasiswa, Ada Apa?

“Semoga dengan dieksekusinya DOB di Papua ini melahirkan Peraturan Pelaksana (PP), yang memback-up, sehingga tak terjadi kecolongan-kecolongan, seperti pada 25 tahun lalu, yang menyebabkan timbul kecurigaan dan konflik dimana-mana seakan-akan orang Papua tak perna menerima dana Otsus,”katanya.

Padahal, kata dia, sebenarnya dana Otsus yang dialokasikan pemerintah pusat ke pemerintah daerah lebih dari mencukupi sejak Otsus lahir pada tahun 2002 silam.

“Kalau saya lihat Menteri Keuangan bicara itu kita malu sekali dengan uang yang banyak, tapi orang Papua sampai hari ini tinggal begini terus,”ujarnya.

Baca juga: Barito Putera Datangkan Mantan Bek Persipura Jayapura: Anak Papua yang Kembali Datang

Menurutnya, dengan satu provinsi saja dia (dana Otsus) bisa menghidupkan puluhan kabupaten/kota yang ada di Papua ini, pun nanti jika DOB sudah terbentuk.

“Bagaimana kalau besok dia mekar jadi empat, dimana tiga sudah dimekarkan tambah satu induk ini menjadi empat. Artinya satu provinsi akan mengelola kurang lebih 10 kabupaten,” katanya.

Ia tak henti-hentinya terus berdoa, menggumuli dan mendorong umat, agar senantiasa mensyukuri berkat berkat Tuhan yang dikirim melalui pemerintah pusat ini benar-benar dimaknai, supaya orang Papua bisa menjadi tuan diatas negerinya sendiri.

Baca juga: Barito Putera Datangkan Mantan Bek Persipura Jayapura: Anak Papua yang Kembali Datang

Pendeta George mengusulkan agar dana Otsus Jilid 2 disalurkan langsung kepada setiap Orang Asli Papua (OAP).

Halaman
123
Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved