ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Cerita soal Warga Paniai Enggan Urus e-KTP, Termakan Hoaks Perekaman Iris Mata Menghisap Darah

Tak semua masyarakat ternyata bersedia untuk mengurus atau mendaftarkan diri untuk memiliki Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP).

Tribunnews.com
Ilustrasi E-KTP 

TRIBUN-PAPUA.COM - Tak semua masyarakat ternyata bersedia untuk mengurus atau mendaftarkan diri untuk memiliki Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

Padahal dokumen-dokumen tersebut dibutuhkan untuk mengakses berbagai hal, seperti layanan pendidikan, kesehatan, dan keuangan.

Keengganan warga mengurus e-KTP itu terjadi di Kabupaten Paniai, Provinsi Papua.

Mereka enggan mengurus karena mendengar informasi keliru terkait prosedur perekaman data.

Baca juga: Masih Ingat Kasus Pemalsuan KTP dan SIM di Timika, Polisi Masih Lakukan Penyelidikan

Hoaks Perekaman Iris Mata Menghisap Darah

Plt Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Paniai, Washinton mengatakan, warga setempat awalnya enggan mendaftarkan diri untuk memperoleh e-KTP.

Ia mengatakan, hal itu disebabkan adanya anggapan bahwa rekam biometrik iris mata akan menghisap darah warga.

Namun, kondisi itu kini berangsur berubah dan warga setempat bahkan antusias mendaftarkan dirinya ke Dukcapil untuk memperoleh e-KTP.

Hal itu terjadi berkat sosialisasi tepat sasaran yang dilakukan oleh jajaran Dukcapil Paniai.

Menurut Washinton, ia berupaya melakukan pendekatan pribadi dengan tokoh masyarakat setempat yang awalnya menolak keras perekaman e-KTP.

Baca juga: 27 Warga di Banyuwangi Diteror Debt Collector, Berawal dari Pinjami KTP ke Tetangga untuk Berutang

"Saya katakan rekam KTP tidak mengandung hal negatif. Akhirnya saya lakukan perekaman secara terbuka, semua bisa lihat sembari menjelaskan tidak ada isap darah waktu lakukan rekam iris mata," kata Washinton, dikutip dari laman Kementerian Dalam Negeri, Rabu (27/4/2022).

Agar masyarakat tidak takut merekam datanya, untuk sementara waktu Dukcapil Paniai juga mengubah sebutan e-KTP menjadi "kartu bantu".

"Sebab selama ini sebutan KTP berarti ada kesan negatif, di dalam ada chip/setan dan lain-lain. Saya ganti sebut 'kartu bantu' karena bisa bantu dipakai di bank, rumah sakit, bandara, kuliah dan seterusnya," ucap Washinton.

Warga Antusias Membuat e-KTP

Berkat sosialisasi yang dilakukan, warga setempat kini antusias mendatangi Kantor Dukcapil Paniai untuk merekam data yang dibutuhkan sebagai syarat pembuatan e-KTP.

Baca juga: Tipu Warga yang Urus KK dan KTP, Pecatan PNS Nangis Minta Ampun saat Ditangkap: Maaf Pak, Saya Salah

Washinton menambahkan, antusiasme itu juga dipengaruhi oleh pelayanan pengurusan administrasi kependudukan seperti akta kelahiran, e-KTP, KK, Kartu Identitas Anak (KIA), serta dokumen penting lainnya yang sempat tidak berjalan normal selama beberapa waktu.

Menurut Washinton, pelayanan Adminduk di Dukcapil Paniai secara resmi dimulai kembali pada 4 April 2022.

"Perekaman, cetak KTP, akta, dan lain-lain sudah berjalan kembali. Rerata dokumen yang dilayani tak kurang 300 dokumen per hari," kata Washinton.

Antusiasme warga bahkan sempat menyebabkan munculnya rumor yang menyebutkan terjadi kerusuhan di Kantor Dukcapil Paniai. Rumor itu dibantah Washinton.

"Itu foto yang ada bukan rusuh, tapi antusias masyarakat yang luar biasa untuk urus dokumen. Uniknya masyarakat di sini tidak kenal budaya antre, semua berebut mau dekat meja pelayanan. Jadi nomor antre yang kami buat sementara tidak berlaku," tuturnya.

Baca juga: Puluhan Warga Binaan Lapas Kelas II B Timika Buat KTP Elektronik

Untuk melayani masyarakat yang membeludak, sampai-sampai Washinton meminta bantuan tenaga administrator database (ADB) dari kabupaten tetangga, antara lain Kabupaten Dogiyai.

Rencananya, kata dia, sehabis Lebaran pihaknya akan menggelar layanan jemput bola ke distrik-distrik sekaligus mengurai antusias masyarakat di kantor.

Meski saat ini kondisi pelayanan Adminduk di Dukcapil Paniai mulai membaik, namun Washinton tidak memungkiri bahwa masih ada banyak hal yang perlu dibenahi.

Ia mengakui, masih terdapat sangat banyak kekurangan termasuk internal pegawai, kondisi kantor, keamanan, peralatan.

"Tapi secara bertahap kami benahi," kata dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Dukcapil Paniai Meluruskan Isu Perekaman Iris Mata untuk e-KTP Menghisap Darah

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved