Pemilu 2024
Geser Ganjar Pranowo, Ternyata Jokowi Sebut ‘Ojo Kesusu’ terkait Capres Mengarah ke Eks Panglima TNI
Pernyataan itu diduga kuat dialamatkan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang juga ikut hadir dalam rakernas tersebut.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Rakernas V Projo di Magelang Jawa Tengah nampaknya menyita perhatian publik.
Pasalnya, Presiden Jokowi melontarkan pernyataan ojo kesusu (jangan buru buru), tunggu sinyal partai, setelah itu baru dukung sama-sama capres 2024.
Pernyataan itu diduga kuat dialamatkan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang juga ikut hadir dalam rakernas tersebut.
Namun, Ketua Umum ReJo (Relawan Jokowi) Darmizal MS melontarkan pernyataan mengejutkan.
Baca juga: Geser Megawati, Sosok Ini Berambisi Jadi King Maker pada Pilpres 2024, Bukan Elite Politik
Kata Darmizal, Presiden Jokowi yang menyebut 'ojo kesusu' terkait dukungan calon presiden (capres) 2024, justru mengarah ke sosok Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
"Setelah membaca gestur Jokowi, bisa jadi, isyarat Jokowi itu mengarah ke Moeldoko", kata Darmizal dalam keterangannya, Minggu (29/5/2022).
"Ojo kesusu dari Jokowi itu dengan nama Ganjar karena hadir pada Rakernas ke V Projo di Magelang tersebut. Namun setelah melihat gestur Jokowi, bisa jadi, isyarat itu diarahkan Jokowi ke Moeldoko yang saat ini menjabat Kepala Staf Kepresidenan RI dan hadir ditempat yang sama," jelasnya.
Menurut Darmizal, Moeldoko adalah sosok yang setia mendampingi Presiden Jokowi dalam segala situasi.
Mantan Panglima TNI itu juga disebut mudah bergaul dekat segala kelompok masyarakat tanpa berier.
Baca juga: Papua dan Papua Barat Beda Pandangan soal DOB, Eks Kapolda Papua Buka Suara
Sebagai mantan panglima TNI yang sarat dengan berbagai prestasi gemilang di era SBY presiden RI ke 6, kemudian oleh Pemerintahan Jokowi ditarik menjadi pembantu terdekat, membuktikan Moeldoko dibutuhkan fikiran, pengalaman dan tenaganya dalam membangun bangsa dan negara.
Darmizal juga menyebut, jika chemistri Jokowi dan Moeldoko sangat dekat.
Ia juga berpendapat bahwa DNA loyalitas Moeldoko itu memiliki banyak kemiripan dengan dna PDI Perjuangan dan Jokowi, yaitu banyak bekerja dan sedikit bicara.
"PDIP kita ketahui sebagai partai pemenang pemilu dengan suara terbesar, lebih fokus mengawal pemerintahan Jokowi ketimbang sibuk hiruk pikuk politik koalisi," pungkasnya. (*)