ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Terkini

Usut Kematian Ibu Hamil Irene Sokoy, PMKRI Jayapura Desak Pemerintah Tindak Tegas Rumah Sakit

Menurutnya, kejadian itu merupakan tamparan keras bagi kemanusiaan dan bukti darurat moral dalam pelayanan kesehatan di Papua.

Tribun-Papua.com/Istimewa
PAPUA DARURAT KESEHATAN - Pengurus Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jayapura Santo Efrem melalui Presidium Gerakan Masyarakat (GERMAS) Desak Pemerintah Tindak Tegas Rumah Sakit. dok. Narasumber  

Laporan Wartawan Tribun Papua, Yulianus Magai

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jayapura, Santo Efrem, melalui Presidium Gerakan Masyarakat (GERMAS) mendesak pemerintah memberikan tindakan tegas terhadap sejumlah rumah sakit yang diduga menolak pasien ibu hamil Irene Sokoy, Kamis (20/11/2025).

Irene, warga Kampung Hobong, Sentani, meninggal bersama bayi dalam kandungannya setelah dibawa berkeliling ke beberapa rumah sakit di Kota dan Kabupaten Jayapura namun diduga tidak mendapat pelayanan yang layak.

Kepada Tribun-Papua.com, Jumat (21/11/2025), Presidium Gerakan Masyarakat PMKRI Cabang Jayapura, Christo Uropmabin, mengecam keras peristiwa tersebut.

Menurutnya, kejadian itu merupakan tamparan keras bagi kemanusiaan dan bukti darurat moral dalam pelayanan kesehatan di Papua.

Baca juga: Ibu Hamil Wafat Usai Ditolak Sejumlah RS, Gubernur Papua Minta Evaluasi Total 

“Seorang ibu hamil meninggal setelah ditolak dan dipindah-pindahkan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya. Ini kegagalan serius dalam manajemen dan etika pelayanan kesehatan. Nyawa harus didahulukan, bukan administrasi,” tegas Christo.

PMKRI Jayapura menilai penolakan pasien gawat darurat adalah pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan, etika kedokteran, serta aturan pelayanan kegawatdaruratan.

Mereka juga mendesak evaluasi total terhadap tata kelola rumah sakit di Jayapura maupun Papua pada umumnya.

“Rumah sakit harus hadir untuk rakyat tanpa syarat. Tidak boleh ada lagi ibu yang kehilangan nyawa hanya karena administrasi atau biaya. Pemerintah wajib turun tangan,” katanya.

DARURAT MEDIS PAPUA - Irene Sokoy, ibu hamil asal Kampung Hobong, Sentani meninggal bersama bayinya di dalam kandungan akibat ditolak sejumalah rumah sakit di Kota dan Kabuaten Jayapura, Papua, Kamis (20/11/2025). (Dok. Keluarga)
DARURAT MEDIS PAPUA - Irene Sokoy, ibu hamil asal Kampung Hobong, Sentani meninggal bersama bayinya di dalam kandungan akibat ditolak sejumalah rumah sakit di Kota dan Kabuaten Jayapura, Papua, Kamis (20/11/2025). (Dok. Keluarga) (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Christo menegaskan PMKRI bersama masyarakat sipil akan terus mengawal kasus ini dan menuntut pembenahan sistem kesehatan agar tragedi serupa tidak terjadi lagi.

Kabar kematian Irene memicu kemarahan publik di media sosial karena terjadi di daerah dengan fasilitas layanan kesehatan yang relatif lengkap.

Menurut keterangan keluarga, Irene mulai merasakan sakit hebat pada dini hari. Sekitar pukul 03.00 WIT, keluarga membawa Irene menggunakan speedboat dari Kampung Kensio menuju RS Yowari.

Baca juga: Papua Darurat Kesehatan: Ibu Hami Irene Sokoy Meninggal, Ditolak Sejumlah RS di Jayapura

Dari RS Yowari, Irene dirujuk ke RS Abepura, namun keluarga menyebut tidak mendapat pelayanan.

Mereka kemudian menuju RS Dian Harapan, tetapi kembali tidak mendapat penanganan.

Harapan terakhir keluarga adalah RS Bhayangkara. Namun pihak rumah sakit menyampaikan kamar perawatan penuh.

Ruang VIP tersedia, namun keluarga diminta menyediakan biaya Rp 4 juta sebelum pasien masuk, sedangkan tindakan operasi disebut membutuhkan biaya Rp 8 juta. 

Keluarga tidak mampu memenuhi permintaan tersebut.

Irene lalu dirujuk ke RS Dok II Jayapura. Namun dalam perjalanan menuju rumah sakit rujukan itu, Irene meninggal dunia. Bayinya juga tidak sempat diselamatkan. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved