Pemprov Papua
Jelang Pemilu 2024, Diskominfo Papua Imbau Warga Waspadai Hoax dan Ujaran Kebencian
Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua meminta kepada warga yang berdomisili didaerah itu mewaspadai hoax dan ujaran kebencian
Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Maickel Karundeng
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Menjelang Pemilu 2024, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua meminta kepada warga yang berdomisili didaerah itu mewaspadai hoax dan ujaran kebencian
Lantaran, trend hoax dan ujaran kebencian diprediksi bakal meningkat drastis jelang tahun politik tersebut.
Baca juga: Selain Wakapolda Papua, Ini Daftar Perwira Polisi yang Dimutasi, Termasuk Untung Sangaji
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Papua, Jeri Agus Yudianto. Menurut dia, hoax dan ujaran kebencian bisa jadi mulai marak sejak tahun ini.
Hal ini mengacu dari pelaksanaan Pemilu 2024 yang bepotensi digelar bersamaan dengan Pilkada Gubernur, Bupati dan Wali Kota.
Baca juga: Soal Peluang Koalisi dengan PDIP, Gerindra: Dinamika Politik Terus Berjalan, Kita Ikuti Saja
“Apalagi sekarang ini untuk mengakses internet masyarakat semakin gampang cukup dari ponsel masing-masing sudah bisa,"kata Jerry kepada awak media, di Jayapura, Rabu (22/6/2022).
"Nah, pertumbuhan hoax dan ujaran kebencian ini tentunya akan sangat kencang karena orang semakin mudah mengakses internet," ujarnya.
Sehingga, Jeri menyarankan kepada warga agar dapat menyaring dan memilah informasi yang benar sebelum dikonsumsi atau disebarkan.
Baca juga: Operasi Patuh Cartenz 2022, Polres Mimika Tilang Puluhan Kendaraan Roda Dua
Jangan sampai dibawa ke ranah kehidupan pribadi, setiap hal yang diakses di internet, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
"Maksudnya disini, kalau kita sadari terkait politik itu, setiap lima tahun pasti ada pergantian pimpinan, kepala daerah, kepala negara, atau bahkan di DPR-nya,"katanya.
Baca juga: Pasca Digeser, Eks Mendag Diperiksa Kejaksaan Agung terkait Kasus Mafia Minyak Goreng, Ini Sosoknya
"Jadi, saran kami agar waspada terhadap hoax dan ujaran kebencian lalu tidak usah terlalu dibawa ke kehidupan pribadi lah,"ujarnya.
Selain pengaruh politik, kata dia, masalah ujaran kebencian dan hoax turut dilatarbelakangi kurangnya literasi dan minimnya penegakan hukum karena enggannya korban melapor ke pihak berwajib.
Baca juga: PAN Jagokan Eks Wali Kota Bandung Jelang Pilpres 2024, Siap-siap Kader Terbaik PDIP Ini Dilengserkan
"Literasi ini penting, lagi-lagi ketika melihat gambar atau foto atau video di medsos, disaring dulu sebelum dibagikan,"katanya.
"Sehingga tidak memantik reaksi dari individu atau kelompok mengungkapkan kata-kata tidak sepantasnya,"tambah dia. (*)