Pemilu 2024
Depak Capres Tidak Populer, Strategi Parpol Menatap Pilpres 2024, Jangan Kelihangan Pemilih!
Strategi disiapkan partai politik jelang Pilpres 2024, satu di antaranya depak capres tidak popular agar tidak kehilangan pemilih.
Elektabilitas dua partai besar yang membangun koalisi diantaranya Golkar yang membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) justru mengalami kontraksi.
Begitu juga dengan Partai Gerindra yang membangun koalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Baca juga: Tomas Lengserkan Jokowi Effect, Pengaruhi Pilihan Rakyat di Pilpres 2024
Elektabilitas Partai Golkar pada survei menjadi 8,8 persen, menurun dibandingkan survei pada Februari 2022 yang mencapai 10, 1 persen.
Sementara elektabilitas Partai Gerindra menjadi 9,1 persen menurun dibandingkan Februari 2022 yang mencapai 9,8 persen.
“Koalisi awal Partai Golkar dan Partai Gerindra mengalami kontraksi dalam dua survei terakhir,” kata Direktur Eksekutif DTS Indonesia Ainul Huda, dalam rilis survei, Minggu, (24/7/2022).
Sementara itu elektabilitas mitra koalisi diantaranya PPP, PAN dan PKB, mengalami kenaikan signifikan.
Baca juga: Ini Daftar Parpol Penguasa di Indonesia
Elektabilitas PPP naik menjadi 3,4 persen dari sebelumnya 2,2 persen.
PAN naik menjadi 2 persen dari sebelumnya 1 persen, dan PKB naik menjadi 7 persen dari sebelumnya 4,6 persen.
“Untuk partai non-koalisi, elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) masih tertinggi (20,3 persen) di antara partai-partai yang lain,” katanya.
Baca juga: Puan Maharani Lengserkan Gubernur Jawa Tengah Berburu Tiket Capres PDIP, Presiden Tegas Teriak Ini
Dalam survei tersebut diketahui juga elektabilitas Demokrat dan Nasdem pasca Rakernas partai, mengalami kenaikan hampir dua kali lipat dari survei sebelumnya.
Elektabilitas Partai Demokrat menjadi 9,5 persen dari sebelumnya 5,9 persen.
Sementara itu elektabilitas Partai NasDem menjadi 6,5 persen dari sebelumnya 2,5 persen. (*)