ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sejarah

Hasil Otopsi Ungkap Tidak Ada Luka Penyiksaan pada Jenderal Korban Gerakan 30 September 1965

Kabar penyiksaan sejumlah jenderal, perwira, dan korban dalam Gerakan 30 September 1965 itu begitu lekat di kepala sejumlah orang. Begini faktanya..

Tribun-Papua.com/Istimewa
Soeharto saat pecahnya G30S/PKI (istimewa) 

Berita dari dua surat kabar itu pun akhirnya dijadikan sumber oleh sejumlah orang bahwa ada penyiksaan terhadap para jenderal sebelum mereka dibunuh.

Pemberitaan itu pula yang tampaknya menjadi sumber bagi Arifin C Noer untuk menggambarkan scene penyiksaan dalam film Pengkhianatan G 30 S PKI

Kesaksian Dr Liauw Yan Siang Dr Liauw Yan Siang adalah salah satu dokter forensik yang melakukan otopsi pada jenderal yang tewas dalam Gerakan 30 September 1965.

Dalam buku berjudul Tidak Ada Penyiksaan kepada Enam Jenderal (2015), ia mengaku bahwa tidak ada luka penyiksaan seperti mata dicongkel maupun mutilasi.

Hal itu ia sampaikan ketika diwawancara oleh Alfred Ticoalu.

Kesedihan Soekarno Seusai G30S PKI. Kehilangan para Dewan Jenderal TNI AD. Khususnya Jenderal Ahmad Yani.
Kesedihan Soekarno Seusai G30S PKI. Kehilangan para Dewan Jenderal TNI AD. Khususnya Jenderal Ahmad Yani. (Tribun-Papua.com/Istimewa)

"Ya kalau enggak ada luka tusuk, enggak ada luka iris, enggak ada cungkilan-cungkilan apa, mutilasi enggak ada, ya konklusi saya... ya enggak ada juga. Hanya yang itu, yang luka tumpul, nah itu saya enggak tahu," kata Dr Liauw Yan Siang. 

Dr Liauw Yan Siang mengaku bahwa mendengar berita mengenai penyiksaan para jenderal justru sebelum melakukan otopsi.

Baca juga: Sarwo Edhi Wibowo dan Perannya dalam Penumpasan G30S PKI, Diperintahkan Soeharto?

"Sebelum otopsi. Di surat kabar-surat kabar sudah diberitakan," ujar pria yang saat itu menjadi dosen Universitas Indonesia.

  Dikatakan Dr Liauw Yan Siang, saat itu Soekarno meminta laporan autopsi selekas mungkin.

Hal ini untuk membantah adanya kabar penganiayaan para jenderal. Soekarno mengatakan bahwa penganiayaan itu tidak ada.

“Bung Karno itu minta ini (laporan oopsi) selekas mungkin. Ingatan saya itu karena adanya berita-berita penganiayaan jenderal-jenderal itu. Makanya dia mau menentang desas-desus ini. Bahwa tidak terjadi penganiayaan," tuturnya. 

"Entah apa, Karena Bung Karno kan kasih pidato sesudah itu kan. Atau pengumuman, atau pidato. Pokoknya mengatakan bahwa penganiayaan itu nggak ada," ucap Dr Liauw Yan Siang. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dokumen Otopsi Ungkap Tidak Ada Luka Penyiksaan pada Jenderal dan Korban G30S",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved