ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Cerita Prabowo Sempat Ditentang Internal Gerindra saat Putuskan Jadi Menteri Jokowi

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bicara soal keputusannya menjadi bagian dari Kabinet Indonesia Maju di pemerintahan Presiden Jokowi.

Tribunnews.com/Naufal Lanten
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat perayaan Hari Lahir atau Harlah ke-15 Gerindra di DPP, di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023) - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bicara soal keputusannya menjadi bagian dari Kabinet Indonesia Maju di pemerintahan Presiden Jokowi. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bicara soal keputusannya menjadi bagian dari Kabinet Indonesia Maju di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo mengungkapkan, meski menjadi rival Jokowi di Pilpres 2019, ia tak ragu menerima tawaran untuk menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.

Menurutnya, tawaran Jokowi dan dirinya yang menerima untuk menjadi Menteri Pertahanan itu merupakan bentuk dari kepentingan membangun tanah air di atas segalanya.

Baca juga: Di HUT ke-15 Gerindra, Jokowi: Elektabilitas Prabowo Potensial Jadi yang Tertinggi

Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan lawan politiknya dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto di Stasiun MRT di Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7/2019).
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan lawan politiknya dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto di Stasiun MRT di Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). (Muchlis Jr- Biro Pres Sekretariat Presiden)

"Bahwa kita telah pernah rival dengan Pak Joko Widodo tapi ujungnya demi kepentingan yang besar, demi kepentingan tanah air yang kita cintai, beliau berjiwa besar mengajak saya, dan saya tidak ragu untuk menerima ajakan itu," kata Prabowo dalam pidato pada HUT ke-15 Partai Gerindra di kantor DPP Partai Gerindra, kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023).

Kendati demikian, Prabowo tak menampik bahwa keputusannya itu menuai polemik di internal Gerindra.

Ia mengakui bahwa ada sejumlah pihak di internal Gerindra yang tak mendukung keputusannya menjadi menteri saat itu.

Prabowo pun menilai wajar jika ada perbedaan pendapat di dalam partai.

Namun, ia mengatakan bahwa ketika keputusan sudah diambil maka seluruh kader wajib patuh dan kompak.

Baca juga: Jokowi Sebut Pilpres 2024 Jatahnya Prabowo, PDIP: Dukungan Presiden Beragam Tak Hanya ke Prabowo

"Walaupun mungkin ada di ruangan ini yang kurang dukung saya pada saat itu. Itulah partai kita, boleh berbeda pendapat, boleh mengkritik tidak ada masalah. Tapi begitu keputusan diambil semua patuh dan kompak," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menceritakan pengalamannya di TNI yang ia terapkan, yakni soal mempercayi pimpinan.

"Saudara-saudara ada suatu pengalaman saya puluhan tahun di tentara. Percayalah pada pimpinan, kalau kau tidak bisa percaya, berhenti, mengundurkan diri. Jangan mau dipimpin oleh orang yang kau tidak percaya," ujarnya.

Lebih lanjut, Prabowo menganalogikan kepercayaan kepada pimpinan itu seperti seseorang yang hendak naik kapal atau pesawat.

"Sangat sederhana. Kalau kau di atas sebuah kapal, harus percaya sama nahkodanya. Kalau kau naik pesawat, percaya sama pilot dan co-pilot. Kalau tidak percaya, ngapain? Benar enggak?"

Baca juga: Jokowi Sebut Pilpres Jatah Prabowo Subianto, PKS: Tidak Etis!

Sambutan Jokowi

Dalam kesempat itu, Presiden Jokowi mengucapkan selamat kepada Partai Gerindra yang merayakan HUT ke-15.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved