Papua Tengah Terkini
Ribuan Warga Intan Jaya Beraksi, Desak Presiden Prabowo Hentikan Konflik dan Hadirkan Keadilan
Mereka menyampaikan aspirasi di muka umum dan menuntut keadilan diatas tanah kelahiran mereka.
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribunpapuatengah.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, NABIRE - Ratusan warga Kabupaten Intan Jaya di Provinsi Papua Tengah turun kejalan.
Mereka menyampaikan aspirasi di muka umum dan menuntut keadilan diatas tanah kelahiran mereka.
Menurut informasi yang diperoleh, dalam aksi itu masa menyampaikan rentetan kasus yang terjadi di kabupaten ini sejak 2019 hingga kini.
Menyikapi hal ini, Anggota DPR Kabupaten Intan Jaya, Yustinus Wandagau mengatakan, apa yang disampaikan rakyat merupakan benar-benar terjadi.
"Untuk itu saya sangat mengapresiasi dan mendukung aksi ini," kata Yustinus dalam pesan suaranya kepada Tribunpapuatengah.com di Nabire, Selasa (28/10/2025).
Politisi Partai PSI ini bilang, sampai hari ini hampir di setiap kampung juga ada pos keamanan yang dibangun dan itu diisi ratusan aparat keamanan.
Baca juga: Warga Intan Jaya Dihantui Konflik Bersenjata, Legislator Papua Tengah: Tanah Ini Bukan Medan Perang
Bagi dia pembangunan pos ini menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab oleh pemerintah daerah, provinsi, dan pusat.
"Ini sebenarnya ada apa dibalik semua itu," ujarnya.
Dia juga menyinggung soal penembakan terhadap 15 orang di Intan Jaya beberapa waktu lalu, yang menyebabkan masyarakat dari beberapa kampung harus mengungsi ke Ibu kota kabupaten.
Untuk itu, Yustinus mendesak pemerintah provinsi dan pusat harus menanggapi masalah kemanusiaan di Intan Jaya, karena yang menjadi korban adalah manusia.
Menurutnya, dari media lokal hingga nasional selalu memberitakan kejadian di Intan Jaya, namun itu diabaikan oleh Presiden Prabowo, sementara masyarakat butuh perlindungan.
"Ini buat saya sakit hati, untuk itu kepada gubernur Papua Tengah, harus melakukan negosiasi dengan pemerintah pusat, agar dilakukan penarikan pasukan non organik dari sana, karena itu sangat membahayakan rakyat," tegasnya.
Yustinus juga mengaku sedih serta sakit hati ketika melihat rakyatnya harus berlari dan menjadi korban di atas tanahnya sendiri.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.